PALU – Anggota Komisi VI DPR RI, Dr. Supratman Andi Agtas, SH.,MH bersama Kementerian BUMN RI dalam hal ini Bank Rakyat Indonesia (BRI) melaksanakan sosialisasi Holding BUMN, Rabu (26/10).
Sosialisasi kali ini mengangkat tema “BUMN sebagai Lokomotif Kebangkitan Ekonomi Masa Depan”
Anggota Komisi VI DPR RI, Supratman Andi Agtas, menyampaikan, pembentukan holding Ultra Mikro (UMi) dari sejumlah BUMN, guna membantu mengatasi berbagai persoalan permodalan yang dihadapi UMKM di berbagai daerah.
“Holding Ultra Mikro akan memberikan berbagai kemudahan dan biaya pinjaman dana yang lebih murah dengan jangkauan yang lebih luas, pendalaman layanan, dan pemberdayaan masyarakat secara berkelanjutan,” kata Ketua Baleg DPR RI itu.
Diketahui Holding UMi terdiri dari 3 BUMN, yakni BRI, Pegadaian dan Permodalan Nasional Madani (PNM). Dalam hal ini BRI sebagai Induknya.
Dalam kesempatan itu Abdul Munir selaku Asisten Manager Pemasaran Mikro BRI Cabang Palu yang merupakan narasumber pada kegiatan itu, mengatakan, BRI memiliki visi menjadi “The Most valuable Banking Group in Southeast Asia” & “Champion of Financial Inclusion” pada 2025.
“Salah satu visi untuk menjadi “Champion of Financial Inclusion”, BRI menyadari bahwa hal tersebut dapat mendorong pemerataan kemakmuran bagi bangsa Indonesia,” ujarnya.
Ia menambahkan, visi BRI tersebut memang sejalan dengan visi pemerintah yang mencanangkan tingkat inklusi keuangan mencapai 90% pada 2024. Merujuk data survei tiga tahunan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), inklusi keuangan pada tahun 2019 baru mencapai 76,19% atau meningkat dari 67,8% pada 2016.
Olehnya, dalam mewujudkan peningkatan inklusi keuangan tersebut, juga harus diikuti peningkatan literasi keuangan. Di mana menurut data OJK literasi keuangan baru mencapai 38,03% pada 2019, meningkat dari 29,7% pada 2016.
Ia juga menambahkan, BRI setidaknya memiliki tiga strategi utama dalam upayanya meningkatkan financial literasi index.
“Pertama, mengembangkan Agen BRILink menjadi 600 ribu hingga akhir 2022 di seluruh Indonesia. Kedua, BRI akan mengembangkan digital advisor atau penyuluh digital. Dengan tugas mengajari masyarakat untuk buka rekening dan bertransaksi secara digital, serta mengajarkan masyarakat melakukan pengamanan agar terhindar dari kejahatan digital,” tuturnya.
Ketiga, lanjut dia, BRI berupaya secara konsisten mengembangkan ekosistem bisnis secara digital, sehingga transaksi keuangan harian nasabah terus-menerus dilakukan secara digital, untuk menjamin keberlanjutan dari proses keuangan digital di masa depan.
Di samping memiliki Agen BRILink, sambungnya, BRI juga menjadi induk Holding UMi yang dibentuk untuk memperkuat literasi dan inklusi keuangan.
“Sinergi ekosistem ultra mikro antara BRI dengan Pegadaian dan PNM (Permodalan Nasional Madani) adalah untuk membuka akses layanan keuangan yang lebih luas kepada masyarakat,” katanya.
Menurutnya, terdapat 45 juta potensi nasabah UMi yang dapat diberdayakan, 15 juta di antaranya sudah dapat mengakses lembaga pembiayaan formal. Meskipun demikian, kata dia, masih ada sekitar 12 juta pelaku usaha UMi yang mengakses pembiayaan informal termasuk rentenir, dan sekitar 18 juta pelaku usaha UMi lainnya belum tersentuh lembaga pembiayaan formal maupun informal.
“Di sinilah segmen UMi dapat menjadi sumber pertumbuhan baru bagi BRI Group,” jelasnya.
Setahun setelah terbentuk pada pertengahan September 2021, Holding UMi dengan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk bersama PT Pegadaian dan PT PNM terbukti berhasil meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mempercepat inklusi keuangan.
Melalui Holding UMi, ketiga entitas perusahaan itu telah memiliki lebih dari 16.900 unit gerai layanan fisik di seluruh Indonesia.
“Tak hanya itu, 1.003 Co-Location Gerai Senyum dan lebih dari 70.000 tenaga pemasar juga dilengkapi dengan platform Senyum Mobile yang siap melayani pelaku usaha UMi,” ungkapnya
Dalam prosesnya, lanjut dia, BRI mensinergikan kinerja ketiga entitas dengan tiga tahapan, tahap pertama proses emporwering people.
“Hal ini dilakukan PNM dengan menyentuh kelompok usaha kaum perempuan lewat edukasi dan pendampingan,” terangnya.
Tahap kedua, lanjut dia, adalah fase integrasi, yakni melalui perkembangan usaha, kebutuhan modal dapat dilayani oleh BRI dan Pegadaian. Pelaku usaha UMi dalam tahap ini memiliki pilihan dalam memperoleh pinjaman.
“Ketiga adalah upgrade, yakni proses agar skala usaha dapat terus naik, misalnya segmen UMi menjadi segmen mikro, atau mikro ke kecil dan usaha kecil jadi menengah. Dengan demikian, Holding UMi dapat terus mendorong pelaku usaha meningkatkan skala bisnisnya agar dapat lebih besar dan semakin tangguh,” tambahnya.
Adapun Pencapaian Holding UMi hingga akhir Agustus 2022 tercatat jumlah nasabah yang telah diintegrasikan ketiga entitas mencapai 23,5 juta dengan total outstanding pembiayaan sebesar Rp183,9 triliun.
Disamping itu, BRI berhasil menaikkelaskan 1,8 juta nasabah KUR Mikro ke komersial di tahun 2021. Di tahun 2022, diprediksikan nasabah yang berhasil dinaikkelaskan mencapai 2,2 juta.
Hingga Agustus 2022 integrasi layanan ketiga entitas atau co-location melalui Gerai Senyum sudah mencapai 1.003 lokasi. Sedangkan target awal adalah 978 lokasi Gerai Senyum.
Penabung baru UMi mencapai 6,85 juta, adapun target awal sebanyak 3,3 juta. Nasabah PNM Mekaar yang bergabung sebagai Agen BRILink sudah mencapai 40.121. **