KIARA: Cara Tanam Manggrove di Pesisir Palu Masih Keliru

oleh -
Warga pesisir di Pantai Panau, bersama KIARA dan AFD melakukan penanaman mangrove mendorong pembangunan green belt. (IST)

PALU – Warga pesisir di Pantai Panau, bersama Koalisasi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (KIARA) dan Agence Française de Développement (AFD), melakukan penanaman mangrove mendorong pembangunan green belt.

KIARA bersama nelayan dan perempuan nelayan di wilayah itu, melakukan pelatihan pembibitan, penyemaian dan perawatan mangrove yang bertujuan untuk menadakan cadangan bibit mangrove yang sewaktu-waktu mati setelah ditanam di wilayah itu. Terutama mangrove jenis Tagal dan Apiculata yang cocok di wilayah tersebut.

KIARA mencatat, nelayan dan masyarakat pesisir hingga Pantoloan keliru dalam penanaman jenis mangrove, sehingga berdampak pada mati dan gagalnya pertumbuhan mangrove. Sebab, tidak semua jenis mangrove dapat hidup dan tumbuh baik di wilayah pesisir Kota Palu.

BACA JUGA :  Moh Irwan Tekankan Koordinasi dan Evaluasi untuk Pelayanan Kesehatan

Adapun jenis-jenis yang dapat ditanam adalah Rhizopora sp, Sonneratia sp, dan Avicennia sp.

Dalam penjelasannya, Project Manager Palu KIARA, Yusri Masud mengatakan, pemahaman masyarakat pesisir dan nelayan masih sangat minim.

“Bahkan tidak sedikit yang memahami pentingnya peranan mangrove dalam mendorong nilai ekonomis penangkapan mereka, maupun dalam upaya mitigasi kerentanan kebencanaan,” katanya kepada wartawan di Palu, Ahad (11/4).

Wilayah Palu, dikenal sebagai salah satu wilayah yang rentan dengan berbagai bencana alam, baik itu bencana alam di daratan maupun di lautan.

Triple bencana yang terjadi di Palu dan wilayah sekitarnya, seperti bencana likuifaksi, gempa bumi, hingga tsunami, pada tahun 2018, menjadi contoh nyata kerentanan wilayah Palu terhadap berbagai bencana alam akibat posisi geografis serta struktur tanah dan ekologisnya.

BACA JUGA :  Ketua Bawaslu Sulteng Ingatkan Sanksi Bagi Komisioner Terlibat Judi Online

“Terlebih lagi bencana gempa bumi dan tsunami memberikan luka tersendiri bagi banyak nelayan dan masyarakat pesisir Sulawesi Tengah, khususnya wilayah Teluk Palu, akibat dampak yang diberikan oleh bencana tersebut,” jelasnya.

Rep: Faldi
Ed: Nanang