PALU- Suatu ketika ada seorang alim melakukan suatu perjalanan di padang pasir, tiba-tiba seorang alim ini bertemu dengan seorang pengembala.
“Orang alim ini lalu bertanya kepada sang pengembala apa yang engkau miliki dari ilmu pengetahuan,” ungkap KH. Wildan Abdul Malik , dalam rangkaian safari Ramadhan Dewan Masjid Indonesia (DMI) Sulteng di Masjid Baiturahim Raya Lolu, Kota Palu, Ahad (3/4) malam.
Ia menceritakan, sang pengembala lalu menjawab ilmunya hanya lima, tidak lebih. Kalau demikian, kata orang alim, “coba sebutkan!”
Pengembala itu lalu menjawab, pertama dia tidak pernah menggunakan kebohongan atau dusta, karena kebenaran itu masih ada.
“Jadi bila ada ada orang suka berbohong maka dia berpotensi untuk melakukan dosa-dosa lain,” kata Wildan.
Selanjutnya yang kedua kata sang penggembala, dia tidak pernah menggunakan yang haram, sebab yang halal masih banyak.
“Olehnya bila ada anak-anak kita terlihat agak lain-lain, sebagai orang tua intropeksi diri apakah ada memberi nafkah dari hasil yang haram,” pesannya kepada para jemaah.
Hal itu kata dia, semakin membuat penasaran orang alim, berdecak kagum dalam hati ” hebat juga sang pengembala ini,” katanya membatin. Ia Lalu terus bertanya kepada pengembala, “apa lagi?”
Kemudian ilmu yang ketiga, kata pengembala, dia tidak pernah berbuat maksiat kepada Allah sebab dia yakin Allah melihatnya.
Lalu ilmu sang pengembala yang keempat yang dia sampaikan kepada orang lain tersebut, dia tidak pernah menceritakan aib orang, sebab kekurangannya juga banyak.
Dan yang kelima atau terakhir kata pengembala, dia tidak pernah mengingkari nikmat Allah atas dirinya, sebab dia yakin Allah akan mencukupkan rezekinya.
“Maka kata seorang ulama, Kalau kamu melihat atau merasakan ada sesuatu kesulitan dalam hidupmu yakin dan pasti coba periksa mungkin ada nikmat yang belum disyukuri,” katanya menyudahi.
Reporter: Ikram/Editor: Nanang