PALU – Islam itu moderat tidak radikal, tidak liberal dan sebagai jalan tengah atau tawasuth. Hal itu dijelaskan Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta KH. Nasaruddin Umar saat menjadi narasumber workshop moderasi beragama kerjasama Kemenpora RI dan Universitas Alkhairaat (Unisa), Kamis (13/10) pagi.
Prof Nasaruddin jauh menjelaskan bahwa makna kata Islam yang dipilih Allah subhanah wa ta’ala dalam Al Quran memiliki pengertian, bahwa Islam ini tidak hanya mengatur soal hubungan dengan Allah subahanah wa ta’ala. Melainkan juga mengatur soal hubungan dan interaksi sosial sesama manusia di muka bumi.
“Islam perbedaan nilai tanpa norma. Islam mengatur antara habluminallah dan hambluminannaas” terang Prof Nasaruddin Umar.
Ia berharap dengan kegiatan workshop akan melahirkan anak anak bangsa yang produktif. Dan pemerintah kata dia dengan mengadakan kegiatan yang menyasar ke dalam kampus tidak memasung kreatifitas mahasiswa dan anak muda.
“Dan Alkhairaat menjadi benteng dalam menyiapkan generasi masa depan. Saya juga bagian dari Alkhairaat” tambahnya.
Sementara itu Direktur Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Prof. Irfan Idris membeberkan radikalisme telah menyasar para generasi muda melalui media sosial. Bahkan kata dia di beberapa sekolah sekolah ditemui penggalangan dana untuk membiyai terorisme berkedok dana sosial.
“Pendanaan terorisme dengan mengumpulkan di sekolah-sekolah” katanya.
Ia juga menjelaskan tidak hanya mahasiswa terpapar radikalisme dan terorisme. para doktor dan bergelar profesor ikut terpapar oleh pemahaman yang mengancam keutuhan bangsa dan NKRI.
Reporter: Nanang IP
Editor: Nanang