Membaca shalawat bukanlah amaliah yang muncul akhir-akhir ini. Ia memiliki landasan syariat yang secara langsung disampaikan perintahnya oleh Allah SWT di dalam al-Qur’an.
Simaklah ayat berikut ini: “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (QS. al-Ahzab [33]: 56)
Apa yang terlintas di hati Anda setelah membaca dan memperhatikan ayat ini? Tentunya Anda menemukan informasi yang begitu jelas bahwa Allah sendiri sebagai Sang Pencipta Nabi Muhammad SAW turut bershalawat kepadanya.
Tidak ada satu amalan pun yang diperintahkan Allah kepada kita untuk melaksanakannya dan Dia sendiri melakukannya selain shalawat. Allah SWT memerintahkan kita untuk bershalawat kepada Nabi SAW dan Dia pun turut bershalawat.
Membaca shalawat, selain sebagai perintah secara langsung dari Allah SWT -yang Dia dan para malaikat mencontohkannya- juga memiliki banyak keutamaan yang akan didapat oleh orang-orang yang mengamalkannya.
Pertama, dikabulkan doanya. Rasulullah SAW bersabda, “Apabila salah seorang di antara kamu membaca shalawat, hendaklah dimulai dengan mengagungkan Allah Azza wa Jalla dan memuji-Nya.
Setelah itu, bacalah shalawat kepada Nabi. Dan setelah itu, barulah berdoa dengan doa yang dikehendaki.” (HR Ahmad, Abu Dawud, dan Tirmidzi).
Dalam hadits yang lain, “Setiap doa akan terhalang (untuk dikabulkan) hingga dibacakan shalawat kepada Muhammad dan keluarganya.” (HR Thabrani).
Kedua, dijanjikan pahala berlipat. Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang bershalawat kepadaku sekali, maka Allah akan bershalawat untuknya sepuluh kali.” (HR Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, dan Nasa’i).
Ketiga, diangkat derajatnya. Pada suatu pagi Rasulullah tampak bahagia seperti terlihat dari kecerahan wajahnya.
Para sahabat bertanya, “Ya Rasulullah, pagi ini Engkau tampak bahagia seperti terlihat dari kecerahan wajahmu.” Beliau bersabda, “Memang benar. Semalam aku ditemui oleh seorang utusan Tuhanku Yang Mahaagung.
Dia berkata, ‘Barang siapa di antara umatmu yang bershalawat kepadamu sekali, maka Allah menuliskan baginya sepuluh kebaikan, menghapuskan dari dirinya sepuluh keburukan, meninggikannya sebanyak sepuluh derajat, dan mengembalikan kepadanya sepuluh derajat pula’.” (HR Ahmad).
Keempat, dikumpulkan di surga bersama Nabi. Rasulullah SAW bersabda, “Manusia yang paling berhak bersamaku pada hari kiamat ialah yang paling banyak membaca shalawat kepadaku.” (HR Tirmidzi).
Kelima, mendapatkan syafaat Nabi. Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya orang yang bershalawat kepadaku sekali, maka Allah akan bershalawat untuknya sepuluh kali.
Lalu, mintalah kepada Allah wasilah untukku karena wasilah adalah sebuat tempat di surga yang tidak akan dikaruniakan, melainkan kepada salah satu hamba Allah. Dan, aku berharap bahwa akulah hamba tersebut. Barang siapa memohon untukku wasilah, maka ia akan meraih syafaat.” (HR Muslim).
Dalam sebuah riwayat lain dikatakan setiap ummat Muhammad akan terjatuh ke jurang api neraka. Lalu Rasulullah Saw akan memegang tangannya.
Namun jika dia pendosa besar yang belum sempat bertobat sebelum wafat, maka orang itu yang akan melepaskan tangan nabi sehingga iapun terjerumus ke dalam neraka.
Menurut beberapa pendapat, telaga Haudh adalah sambungan dari telaga Al Kautsar yang ada di dalam surga. Al Kautsar adalah telaga yang disiapkan oleh Allah Swt untuk Rosulullah Saw. Dimana Beliau diperlihatkan dalam peristiwa di malam Mi’raj.
Telaga yang indah itu dikelilingi oleh kubah-kubah mutiara dan menebar wangi yang lebih harum dari kesturi. Dimana manusia sesungguhnya tidak akan pernah dapat melukiskannya. Karena Allah Swt menyiapkan sebuah keindahan surga yang belum pernah dilihat oleh mata, didengar oleh telinga dan terlintas dalam hati dan pikiran manusia.
Semoga Allah meringankan lisan kita untuk selalu membaca shalawat kepada Nabi SAW dan meraih keutamaannya, bukan saja pada bulan maulid ini tapi pada setiap hari. Wallahu a’lam
DARLIS MUHAMMAD (REDAKTUR SENIOR MEDIA ALKHAIRAAT)