Keutamaan Menikahi Janda

oleh -

Jadi janda? Status yang satu ini mungkin bagi sebagian besar perempuan terdengar sangat mengerikan. Status janda adalah kondisi yang sebisa mungkin dihindari, namun sebagai manusia perjalanan hidup tetap harus dijalani meski ditinggal suami karena meninggal dunia atau bercerai yang bisa terjadi pada siapa saja.

Menyandang status janda bagi perempuan di negeri ini berarti menanggung beban cibiran, anggapan miring, dan kesendirian memikul beban materi maupun psikis. Mayoritas, pengakuan mereka yang hidup menjanda adalah sulitnya mendapatkan tempat yang layak dalam masyarakat. Padahal, status sebagai janda tak berbeda dengan status gadis, perjaka, istri, suami, atau duda sekalipun.

Walaupun status menjanda tersebut disandang akibat wafatnya sang suami, perlakuan masyarakat terhadap janda tetap tak senormal terhadap orang dengan status lainnya. Apalagi bila status menjanda didapatkan karena perceraian, tudingan dan cibiran akan lebih deras menghujam dibandingkan pada pria yang menduda. Terlebih bila sang janda masih muda, cantik, cerdas, dan pandai bergaul.

Namun, bukan berarti tidak ada pria yang mau menikahi janda. Sebenarnya dalam pandangan Islam, menikahi seorang janda juga memiliki keutamaan. Apakah keutamaan yang dimaksud tersebut? berikut informasi selengkapnya.

Menikahi seorang janda ternyata sama artinya dengan berjuang di jalan Allah SWT. Bahkan mereka seperti berpuasa di siang hari dan shalat di malam hari. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW.

Dari Abu Hurairah, berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Orang yang berusaha menghidupi para janda dan orang-orang miskin laksana orang yang berjuang di jalan Allah. Dia juga laksana orang yang berpuasa di siang hari dan menegakkan shalat di malam hari.” (HR. Bukhari dan Muslim )

Terlebih lagi apabila janda yang hendak dinikahi tersebut memiliki anak yang ayahnya sudah meninggal atau yatim. Itu sama artinya orang tersebut telah menolong untuk menafkahi si janda tersebut sekaligus akan mendapatkan keutamaan besar karena telah menyantuni anak yatim.

Dari Sahl ibnu Sa’ad, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda : “Kedudukanku dan orang yang menanggung anak yatim di surga bagaikan ini.” [Beliau merapatkan jari telunjuk dan jari tengahnya, namun beliau regangkan antara keduanya]. (HR. Bukhari ).

Meskipun sebenarnya menikahi seorang perawan juga memiliki keutamaan. Akan tetapi, menikahi janda tidaklah boleh dipandang sebelah mata. Bahkan ada pria yang lebih membutuhkan janda dibanding gadis perawan. Terlebih lagi janda tersebut lebih dewasa darinya sehingga mampu mengurus adik-adik yang dimiliki oleh lelaki tersebut. Dari Jabir bin ‘Abdillah, ia pernah berkata,

“Aku pernah menikahi seorang wanita di masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lalu aku bertemu dengan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau pun bertanya, “Wahai Jabir, apakah engkau sudah menikah?” Ia menjawab, “Iya sudah.” “Yang kau nikahi gadis ataukah janda?”, tanya Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam. Aku pun menjawab, “Janda.” Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, “Kenapa engkau tidak menikahi gadis saja, bukankah engkau bisa bersenang-senang dengannya?” Aku pun menjawab, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku memiliki beberapa saudara perempuan. Aku khawatir jika menikahi perawan malah nanti ia sibuk bermain dengan saudara-saudara perempuanku. Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Itu berarti alasanmu. Ingatlah, wanita itu dinikahi karena seseorang memandang agama, harta, dan kecantikannya. Pilihlah yang baik agamanya, engkau pasti menuai keberuntungan.” (HR. Muslim )

Demikianlah informasi mengenai keutamaan menikahi janda, terlebih lagi ia yang memiliki anak yatim. Akan tetapi, jangan karena asal memilih janda yang ingin dinikahi meskipun memiliki keutamaan. Tetaplah memilih janda yang memiliki pengetahuan agama dan akhlak yang baik. Wallahu a’lam

DARLIS MUHAMMAD (REDAKTUR SENIOR MEDIA ALKHAIRAAT)