TERNATE – Membangun pendidikan moderen yang berjiwa kebangsaan, menjadi tuntutan yang harus dilakukan saat ini. Era digitalisasi dan globalisasi yang tidak bisa terbendung menuntut untuk mampu bertranformasi dan berinovasi jika tidak ingin tenggelam ditelan zaman.
“Namun globalisasi ini juga bisa berdampak pada pergeseran nilai-nilai moral, nilai-nilai kebangsaan, bahkan nilai-nilai ke-Alkhairaat-an,” kata Ketua Utama Alkhairaat, Habib Sayyid (KS) Alwi bin Saggaf Aljufri, saat menyampaikan sambutan dalam Rapat Kerja (Raker) Komisariat Daerah (Komda) Alkhairaat Halmahera Selatan (Halsel), Senin (25/03).
Habib mengatakan, pendidikan yang diterapkan di Alkhairaat harus mampu memberikan nilai tambah, sehingga penting sekali memberikan dan mensosialisasikan tata cara belajar mengajar yang lebih efektif, mutu pendidikan yang lebih berkualitas.
Ia menitip pesan agar kurikulum dan penekanan pada nilai-nilai tersebut harus dikuatkan, sehingga Alkhairaat bisa melahirkan lulusan-lulusan yang cerdas secara ilmu, canggih secara tekhnologi dan memiliki integritas dan akhlak yang tinggi, mencerminkan Islam yang Rahmatan lil Alamin.
Di samping pendidikan secara formal, kata dia, Alkhairaat juga harus mampu menjawab tantangan zaman dengan mencetak lulusan-lulusan yang juga memiliki skill, sehingga mampu lebih mandiri ke depannya, seperti ahli didalam bidang pertanian dan perkebunan.
Sehingga, lanjut dia, pesantren-pesantren dan madrasah sudah harus memulai membangun sektor perkebunan, budidaya peternakan, perikanan dan ekonomi kreatif lainnya di lingkungannya.
“Alhamdulillah, belum lama ini saya baru melaksanakan peletakan batu pertama pembangunan Alkhairaat Welding Akademi, di pusat industri Kabupaten Morowali. Ini sebagai langkah besar yang diambil Alkhairaat dalam menjawab tantangan industrialisasi yang terus didorong pemerintah di tanah air,” ungkap Habib Alwi.
Ia menjelaskan terkait welding tersebut, karena sumber daya manusia di bidang welder atau tenaga pengelasan untuk industri-industri yang memiliki skill dan bersertifikat internasional, masih sedikit, sehingga tenaga ahlinya banyak diambil dari luar daerah Indonesia timur. bahkan luar negeri.
“Lulusan welding akademi ini akan langsung terserap oleh industri yang terus tumbuh di tanah air, terlebih di Indonesia timur yang sangat kaya sumber daya alamnya,” jelasnya.
Lanjut Habib, lulusan Welder Akademi ini akan memiliki pendapatan cukup tinggi. Di luar negeri, kata dia, gajinya bisa mencapai Rp50 juta sampai Rp100 juta per bulan, sementara di Indonesia minimal Rp15 jutaan.
“Saya berharap di Maluku Utara ini juga bisa kita dorong pembangunan Alkhairaat Welding Akademi, untuk mengisi kebutuhan industri di Maluku yang saat juga mulai tumbuh pesat,” harapnya.
Lebih lanjut Habib mengatakan, pendidikan, sosial ekonomi, dan dakwah Islam adalah tiga pilar yang sangat penting dalam membangun masyarakat yang sejahtera dan berkeadilan.
“Namun kita juga harus menyadari bahwa era sekarang telah berubah. Digitalisasi dan teknologi telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan kita. Oleh karena itu, kita harus melakukan transformasi untuk mengikuti era sekarang,” ujarnya.
Transformasi ini, kata dia, harus dimulai dari dalam, harus diperkuat dengan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan dan kompetensi kita.
“Kita harus menjadi lebih adaptif dan inovatif dalam menghadapi perubahan yang terjadi,” tegasnya.
Selain itu, kata dia, Alkhairaat juga harus memperkuat ekonominya. Alkhairaat harus menjadi lebih mandiri dan tidak bergantung pada sumber daya yang tidak berkelanjutan.
“Kita harus menjadi lebih kreatif dan inovatif dalam mencari sumber pendapatan yang baru,” tambahnya.
Namun, ia menekankan bahwa transformasi ini tidak hanya tentang Alkhairaat sendiri, melainkan harus memastikan bahwa transformasi ini juga memberikan dampak sosial yang positif bagi masyarakat sekitar.
Menurutnya, tumbuhnya ekonomi Alkhairaat juga harus mampu menumbuhkan ekonomi bagi masyarakat banyak. Dalam hal ini, Alkhairaat menjadi leadernya, motivator, dan agregator yang akan menumbuhkan ekonomi masyarakat luas.
“Kita harus menjadi lebih peduli dan berempati terhadap kebutuhan dan masalah yang dihadapi oleh masyarakat. Oleh karena itu, saya mengajak seluruh jajaran pimpinan dan anggota, serta abnaul khairaat untuk terus berupaya dan berkerja sama dalam melakukan transformasi ini,” ajaknya.
Ia juga berharap agar dalam menjalani semua visi ke depan, harus senantiasa melakukan kegiatan dakwah yang menyejukkan, memberi semangat dan menjadi pemersatu umat, sebagai Islam yang Rahmatan lil Alamin.
Reporter : Hady
Editor : Rifay