Samarinda- Ketua Utama Alkhairaat H.S Alwi Saggaf Aljufri memaparkan kebijakan strategis terkait tiga program prioritas Alkhairaat kedepan yakni, transformasi kelembagaan, transformasi pendidikan modern unggul berbasis digital berjiwa kebangsaan, dan penguatan ekonomi secara global.
Ia memaparkan, terkait kebijakan pembangunan transformasi penguatan sektor ekonomi secara global, pihaknya sudah mendirikan Badan Usaha Milik Alkhairaat (BUMA)
Ia menyebutkan, BUMA sendiri sudah bekerjasama dengan beberapa perusahaan nasional seperti pembuatan panel Surya, Cyber IT, Koperasi-koperasi bintang Fargadi. Alkhairaat telah bermitra dengan tiga koperasi dengan nama Induk Koperasi Peternak, Tani, Nelayan Alkhairaat (Inkoptanal) dengan sektornya masing-masing ada Kelompok Nelayan Alkhairaat (Kenal), Kelompok Tani Alkhairaat (Ketal) dan Kelompok Peternak Alkhairaat (Kepal).
Semua itu sebut habib tidak lain, orang memandang Alkhairaat besar karena memiliki kekuatan massa, aset tanah dan lembaga pendidikan dimana-mana.
“Dalam laporan Kapolda Sulteng 2019 massa Alkhairaat sekitar 21 juta,” papar Habib Alwi dalam Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) Alkhairaat mengangkat tema “Transformasi Digital Organisasi dan Lembaga Pendidikan Alkhairaat, di Hotel Bumi Senyiur, Jalan Pangeran Diponegoro, Kecamatan Samarinda Kota, Kota Samarinda ,Kalimantan Timur, Selasa (27/2).
Olehnya kata dia, dalam hal kerja sama dengan Alkhairaat orang tersebut harus memiliki keahlian, kecakapan dan pantas serta jualannya berkualitas.
“Kita tidak mau kerja sama dengan yang abal-abal dan tidak jelas, karena nama Alkhairaat jauh lebih mahal di atas kepala saya, dibandingkan perusahan tersebut,” kata Habib Alwi.
Selanjutnya sebut dia, pihak yang bekerjasama harus memberi transfer ilmu pengetahuan ke warga Alkhairaat, dan daya tawar posisi kepemilikan saham tidak boleh jauh. Begitupun dalam hal kebijakan.
“Sebab modal bukan saja sekadar uang, pasar, masa, jaringan Alkhairaat merupakan modal,” ucapnya.
Selanjutnya kata dia, kebijakan strategis penguatan pendidikan sistem digital dibagi dalam empat bagian, pengurusan terkait Komwil, Komda, Pengurus cabang dan pengurus ranting dengan membuat sistem setiap kegiatan mereka ada report catatan sebagai bentuk pengawasan dan tanggung jawab.
Demikian halnya kata dia, dengan sekolah apakah guru -guru ditempatkan sesuai standar sertifikasi atau tidak, sebab tidak miliki acuan
Olehnya kata dia, dibuatkan sistem untuk mengetahui output dari proses belajar, mengajar sekolah tersebut.
Lalu kata dia, terkait kelembagaan meliputi laporan bulanan, sistem manajemen administrasi, semua harus sistem digitalisasi.
Begitupun terkait hal aset ucap dia , apakah status aset tersebut dibeli atau dikasih legalitasnya apakah berupa hibah, wakaf dan luasan serta peruntukannya untuk apa dan titik koordinat guna kepastian kepemilikan.
Reporter: IKRAM
Editor: NANANG