Ketua PERADI Palu Anjurkan Anggotanya Bersedekah

oleh -
Ketua DPC PERADI Palu DR. Muslim Mamulai, S.H., M.H

PALU- Sudah menjadi tradisi tahunan dalam bulan Ramadhan Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Perhimpunan Advokat Indonesia (PERADI) Kota Palu menggelar buka bersama (Bukber). Bukber kali ini bertempat di Kantor DPC PERADI Kota Palu, Jalan Panglima Polem, Kelurahan Besusu Barat, Kota Palu, Senin (18/4).

Buka bersama ini sebagai wadah untuk silaturahmi agar sesama advokat saling kenal satu dan lainnya dan semakin mempererat tali persaudaraan satu dan lainnya.

Sebelum buka bersama lebih dulu diisi tausiyah oleh Ustad Arif Saleh.

Dalam tausiyahnya, Arif Saleh berpesan agar setiap muslim jangan sampai menyianyiakan atau menunda-nunda kesempatan berbuat baik.

Sebab dalam hidup dan kehidupan kita, seperti kata sahabat Nabi Muhammad SAW , kalau kita berada di siang hari jangan tunggu malam, sebab amalan pagi tidak bisa dikerja malam, seperti shalat Dhuha, dzuhur, Ashar, Ia mencontohkan.

“Olehnya jangan memandang satu amalan itu yang kecil menurut kita manusia, padahal dihadapan Allah SWT, begitupun sebaliknya,” pungkasnya.

Usai tausiyah dilanjut dengan buka bersama dengan penuh suasana keakraban dan kekeluargaan dilanjut shalat magrib berjamaah.

Sementara Dewan Kehormatan PERADI Palu, Hartawan Supu mengatakan, tujuan dari diadakannya bukber ini untuk lebih mempererat tali kekeluargaan serta keakraban antar sesama advokat.

Olehnya , dia berharap bagi para advokat , bila ada kegiatan pertemuan PERADI bisa meluangkan waktu dan kesempatan nya biar hanya beberapa menit untuk hadir.

Sebab kata dia, selain mempererat silaturahmi, bisa juga untuk saling berbagi dan bertukar pandangan terkait segala permasalahan atau lainnya sesama advokat.

Sementara Ketua DPC PERADI Kota Palu, Mus Mamulai menganjurkan, para advokat untuk bisa dapat bersedekah, sebab nilai pahalanya sangat besar. Olehnya, sedekah itu dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari bagi seorang advokat.

Seperti pada umumnya masyarakat menilai seorang advokat atau pengacara orang paling banyak duit, meskipun kadang setahun hanya dua atau tiga perkara dia tangani. Karena label pengacara di mata masyarakat awam meskipun dia mengaku tidak punya duit, pasti dilabeli berbohong.

“Dan untuk bersedekah juga tidak perlu berlebihan, senyum saja buat orang senang sudah sedekah, tidak harus materi,” ucapnya.

Ia juga sangat menyayangkan advokat tidak sempat datang hadir untuk buka bersama, padahal kegiatan-kegiatan seperti ini merupakan ajang silaturahmi dan saling mengenal satu sama lainnya.

Olehnya bagi advokat punya waktu luang, kalau ada pertemuan bisa hadir , meskipun hanya 20 atau 30 menit.

Sebab menurutnya, advokat dua atau tiga tahun dari angkatannya sudah tidak ia kenal, apalagi dalam WhatsApp group PERADI sebagian tidak memajang foto profil nya dan nama samaran.

” Sehingga kadang harus bertanya pada Sekretaris PERADI yang bersangkutan anggota PERADI atau tidak,” bebernya.

Ia bahkan menyarankan anggotanya memasang foto profilnya memakai toga, mengapa kita tidak bangga dengan profesi kita sendiri sindirnya. (IKRAM)