PALU – Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Palu, Prof. KH. Zainal Abidin, menegaskan pentingnya keterkaitan antara agama dan masyarakat. Menurut dia, bahwa agama dan masyarakat memiliki hubungan simbiosis mutualisme.

“Agama tidak hadir di ruang hampa, melainkan selalu berinteraksi dengan lingkungan sosial, budaya, dan sejarah tempatnya berkembang,” kata Prof. Zainal Abidin, Selasa (30/9) sore.

Menurut Prof. Zainal, kondisi masyarakat sangat berpengaruh pada wajah agama yang ditampilkan. Menurutnya jika masyarakat hidup dalam konflik dan kekerasan, maka tafsir agama cenderung radikal dan menekankan permusuhan.

“Namun jika masyarakat harmonis dan damai, agama akan ditafsirkan secara penuh kasih sayang, toleransi, dan kemanusiaan,” jelasnya.

Ia menjelaskan bahwa masyarakat memiliki tanggung jawab besar dalam mengendalikan nalar agar interpretasi agama tidak terjebak pada pemahaman tekstual yang kaku. Agama kata dia, memberikan nilai luhur. Sementara masyarakat menjaga agar agama tetap relevan dan menjadi sumber inspirasi kebaikan.

“Masyarakat harus memastikan agama yang hadir di tengah mereka adalah agama yang menebarkan cinta, kebaikan, dan perdamaian, bukan sebaliknya,” pungkasnya.