DONGGALA – Ketua Umum (Ketum) Pengurus Wilayah Dewan Masjid Indonesia (DMI) Sulawesi Tengah (Sulteng), Ahmad Ali, meresmikan Masjid Mart pertama di kompleks Masjid Jami Al-Istiqomah, Desa Labuan Lelea, Kecamatan Labuan, Kabupaten Donggala, Senin (25/11).
Peresmian unit usaha swalayan yang berdiri di lingkungan masjid ini menjadi terobosan pertama di wilayah tersebut, diharapkan dapat menjadi percontohan untuk peningkatan ekonomi umat.
Masjid Mart ini merupakan swalayan yang dikelola oleh DMI Sulteng, di mana sebagian keuntungan yang diperoleh akan disumbangkan untuk pembangunan masjid.
Kehadiran Masjid Mart ini disambut baik oleh masyarakat setempat, serta tokoh agama dan masyarakat, salah satunya Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulteng, Habib Ali Bin Muhammad Aljufri.
“Ini masjid pertama yang ada Masjid Mart-nya, semoga tidak hanya saat pembukaan ramai, tapi terus ramai setelahnya,” ujar Habib Ali dalam sambutannya.
Ia berharap, Masjid Mart dapat memberikan manfaat bagi masyarakat, terutama umat Islam yang ingin memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan harga terjangkau, sekaligus mendatangkan berkah dan pahala karena keuntungan dari usaha ini akan disumbangkan untuk kemajuan masjid.
Habib Ali juga mengapresiasi inisiatif DMI Sulteng dalam membangun unit usaha yang mendukung ekonomi umat.
Ia mengajak masyarakat untuk memanfaatkan keberadaan Masjid Mart dan mengingatkan pentingnya bersyukur kepada mereka yang telah memberikan kontribusi untuk pembangunan fasilitas ini.
Dalam kesempatan tersebut, Ahmad Ali menyampaikan bahwa Masjid Mart adalah salah satu impian dan visi DMI, yakni untuk memakmurkan masjid dan dimakmurkan masjid.
Dia berharap, dengan adanya swalayan ini, masyarakat dapat lebih sejahtera, tidak hanya berbelanja kebutuhan pokok dengan harga yang terjangkau, tetapi juga ikut berkontribusi dalam pembangunan rumah ibadah.
“Ke depan, kita ingin di setiap kabupaten, dan jika memungkinkan di setiap kecamatan, ada Masjid Mart. Ini adalah langkah awal yang diharapkan bisa menjadi sumber pendapatan DMI untuk memakmurkan masjid-masjid di Sulawesi Tengah,” ujar Ahmad Ali.
Ia juga menegaskan bahwa seluruh keuntungan dari Masjid Mart akan diwakafkan untuk kepentingan DMI dan masjid, tanpa ada keuntungan pribadi bagi dirinya.
Tidak hanya di masjid, Ahmad Ali juga berharap agar konsep Masjid Mart bisa dikembangkan di berbagai rumah ibadah lainnya, termasuk gereja dan pura, guna menciptakan sumber pendanaan yang mandiri bagi rumah ibadah tanpa mengandalkan sumbangan dari masyarakat.
“Semoga jika dikelola dengan baik, bisa berkembang dan melahirkan mart-mart baru di masjid-masjid lainnya,” harapnya.
Sebagai bentuk kepedulian sosial, Ahmad Ali juga berharap agar 10 persen dari keuntungan yang diperoleh dapat disumbangkan untuk membantu masyarakat Palestina yang membutuhkan.
Masjid Mart yang pertama kali hadir di Masjid Jami Al-Istiqomah ini tidak hanya menjadi tempat berbelanja, tetapi juga simbol dari pemanfaatan sumber daya untuk kesejahteraan umat.
Kehadiran Masjid Mart ini diharapkan tidak hanya membawa dampak positif bagi masyarakat sekitar, tetapi juga bisa menjadi model pengembangan ekonomi umat Islam yang mandiri dan berkelanjutan di masa depan. *
Editor : Yamin