POSO – Sore itu, langit di atas Lapangan Sintuwu Maroso perlahan temaram. Namun semangat ribuan orang yang datang justru semakin menyala. Dari segala penjuru Kabupaten Poso, bahkan dari luar daerah, para alumni lintas angkatan SMA dan SMK Poso berbondong-bondong menuju lapangan yang menjadi saksi sejarah kota ini.

Hari itu, Sabtu (20/9), bukan sekadar reuni biasa. Puluhan ribu warga hadir, bercampur antara alumni, keluarga, dan masyarakat umum, menciptakan lautan manusia yang bergerak dalam satu irama: kegembiraan.

“Reuni kali ini seru dan meriah sekali,” ucap Ferdinand, alumni SMA Poso angkatan 2019, yang datang dari Tentena. Ia tampak sumringah, berdiri di tengah kerumunan teman-temannya. “Beda dengan reunian sebelumnya, sekarang banyak alumni besar hadir. Ada pak gubernur, ada pengusaha dari Jakarta Gerry Lyanto, dan pejabat-pejabat lain. Torang orang kampung ini merasa dekat dengan mereka.”

Ferdinand tak bisa menyembunyikan rasa takjubnya ketika artis asal Minangkabau dan Indonesia Timur, Diva Aurelle dan teman-temannya membawakan lagu Tabola Bale, yang sedang naik daun di ibukota, naik ke panggung. “Pas dia menyanyi, torang merasa luar biasa bahagianya. Jarang-jarang ketemu artis, apalagi bisa nonton langsung di kampung sendiri,” ujarnya dengan mata berbinar.

Di balik gemerlap lampu panggung dan sorak sorai penonton, ada sosok yang menjadi motor penggerak acara ini. Gerry Lyanto, pengusaha yang berkiprah di Jakarta sekaligus alumni SMA Poso, dengan rendah hati menyebut kegiatan ini sebagai bentuk rasa syukur dan cinta tanah kelahirannya.

“Bagi saya, ini sebuah kewajiban. Kota Poso harus selalu hidup, harus ramai, harus jadi tempat yang membahagiakan bagi warganya,” ujar Gerry yang akrab disapa Aceo.

Ia menuturkan, rasa haru bercampur bahagia menyeruak ketika melihat lapangan Sintuwu Maroso penuh sesak oleh warga. “Pak gubernur, ibu wagub, ibu bupati, semua hadir. Mereka senang karena acaranya berlangsung sukses dan aman,” imbuhnya bahagia.

Tabola Bale, Magnet Malam Itu

Malam semakin larut, tetapi energi penonton tak kunjung padam. Lagu Tabola bale, yang sedang viral, menjadi magnet kemeriahan malam itu. Dengan gaya energik dan lagu-lagu hitsnya, Diva Aurelle, serta Chesylino dan Rhandy Wujon yang berhasil menggantikan peran penyanyi aslinya Silet Open Up, Juan Reza dan Jacson Zeran. Mereka malam itu benar-benar memecah malam Poso menjadi pesta rakyat yang tak terlupakan.

“Torang di Poso ini sudah kenal baik dengan Aceo. Dia sering bikin hiburan untuk warga,” kata Ramlah, warga Kayamanya, sambil tersenyum lebar. “Apalagi kali ini bawa artis Tabola Bale, torang tambah sayang sekali. Rasanya tidak ada jarak antara orang Poso dan Jakarta malam ini.”

Reuni akbar ini pada akhirnya bukan hanya mempertemukan alumni lintas angkatan. Ia menjadi perayaan kolektif masyarakat Poso. Ajang nostalgia berubah menjadi ruang silaturahmi lintas generasi, tempat pejabat, pengusaha, hingga warga biasa larut dalam suasana yang sama.

Di tengah dentuman musik, gelak tawa, dan pelukan hangat antaralumni, ada pesan yang terselip: bahwa Poso tetaplah rumah yang menyatukan. Dari generasi ke generasi, dari yang sederhana hingga yang kini menjabat tinggi, semua kembali ke titik yang sama—Lapangan Sintuwu Maroso, jantung kota yang tak pernah kehilangan denyut kebersamaan.