Ketika Islam Telah Dihapuskan

oleh -
Ilustrasi. (Youtube/Islam Populer)

Setelah Islam tersebar sedemikian rupa meliputi timur dan barat, Islam kembali redup. Kejahatan berkembang, agama agung ini dan Alquran hilang. Ilmu lenyap dan Allah mencabut nyawa orang-orang yang dalam jiwanya masih ada iman.

Sehingga, tidak tersisa di bumi kecuali makhluk-makhluk yang paling jahat, dan terhadap merekalah kiamat terjadi.

Bagaimana Islam dihapuskan? Adalah Ibnu Majah dan Al-Hakim yang menyampaikan dari Hudzaifah bin Al-Yaman bahwa Rasulullah bersabda; “Islam dihapuskan seperti hilangnya warna baju sampai tidak diketahui apa itu puasa, shalat, haji dan sedekat.

Kitabullah dimusnahkan dalam satu malam sampai tidak tersisa satu ayat pun dan yang tersisa adalah kakek-kakek serta nenek-nenek yang mengatakan, ‘kami melihat orang tua kami mengatakan la ilaaha illallah (tidak ada Tuhan selain Allah), maka kami pun mengatakannya’.”

Orang-orang tersisa ini tidak mengetahui Islam kecuali kalimat tauhid yang sudah hilang dan lenyap. Dalam Shahih Muslim diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Kiamat tidak terjadi kecuali atas orang-orang yang paling jahat.”

Al-Hakim dalam kitab Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah mengemukakan, hadits di atas shahih, sesuai syarat Imam Muslim dan disetujui oleh Adz-Dzahabi. Imam Al-Bushairi menambahkan, sanadnya shahih dan perawinya terpercaya. Orang-orang yang tersisa ini tidak mengetahui Islam kecuali kalimat tauhid yang sudah hilang.

BACA JUGA :  BPBD Touna Gelar Rakor, Sikapi Isu Gempa Bumi Megathrust

Bisa dibayangkan, Al-Quran yang ketika diturunkan kepada Rasulullah melewati masa lebih dari 22 tahun hilang dalam satu malam. Yang dimaksud hilang berarti tidak ada lagi orang yang membaca dan mengetahui isi, apalagi menghapalnya.

Perlu disadari, hakekatnya semua peristiwa tersebut tentunya atas kehendak Yang Maha Kuasa.

Kitab Shahih Al-Jami’ Ash-Shaghir mencatat, di antara contoh terhapusnya Islam saat itu terputusnya rukun Islam yang kelima. Maksudnya tidak ada lagi orang yang melakukan ibadah haji dan umrah di Tanah Suci.

Dalam Musnad Abu Ya’la dan Mustadrak Al-Hakim diriwayatkan dengan sanad yang shahih dari Abu Said bahwa Rasulullah SAW bersabda; “Kiamat tidak akan terjadi sampai Kota Mekkah tidak didatangi orang lagi untuk berhaji.”

Dari Anas diriwayatkan -seperti tercatat dalam kitab Misykat Al-Mashabih-, Rasulullah bersabda; “Tidak akan terjadi kiamat sampai di bumi Allah tidak disebut-sebut lagi nama ‘Allah’.” (HR. Muslim).

BACA JUGA :  Cerdas Menyukuri Nikmat

Berkurangnya keberadaan orang-orang sholeh di tengah kehidupan masyarakat, bertambah sedikit jumlah orang yang mempelajari kitab Al-Quran dan terus menurunnya penyebaran Islam menjadi pertanda akan segera berakhirnya umur dunia.

Keadaan selanjutnya digambarkan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Jami’ Al-Ushul dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda; “Allah mengirimkan angin yang lebih lembut dari sutera dari arah Yaman. Angin itu mencabut nyawa setiap orang yang di hatinya terdapat iman walau sebesar atom.”

Sementara dalam kitab Shahih Muslim –Bab Fitnah, sub bab Penyebutan Dajjal—yang disampaikan An-Nawwas bin Sam’an, saat mereka dalam keadaan demikian, Allah SWT mengirimkan angin yang sejuk. Angin itu melewati bagian bawah ketiak mereka, mencabut nyawa setiap mukmin dan muslim. Sehingga tinggallah orang-orang jahat yang bersuka ria seperti keledai. Pada merekalah kiamat terjadi.

BACA JUGA :  Menata Hati

Adapun yang dimaksud dengan bersuka ria seperti keledai adalah seorang lelaki bersenggama dengan perempuan di hadapan orang lain (terbuka), sementara mereka tidak merasa jengah akan hal itu.

Keadaan ini sesungguhnya menggambarkan tidak adanya tata kaidah yang mengatur perangai masyarakat. Pola hidup manusia layaknya binatang yang mengutamakan nafsu liar daripada akal sehatnya. Nilai agama, moral dan etika kehidupan sudah tidak diindahkan lagi.

Memang benar, pada akhir zaman seseorang yang beriman akan direndahkan karena sikapnya yang dipandang aneh oleh orang-orang yang berperilaku buruk. Semua orang akan membenci dan memaki-makinya, karena diangap berani menentang jalan hidup mereka.

Orang yang teguh memegang agama akan disebut sebagai pendusta dan orang-orang akan memandangnya seolah-olah ia telah mengkhianati Islam. Orang bukan saja akan menolak kebenaran dan menampik orang jujur, tetapi mereka akan menaruh kepercayaan dan nasib umat Islam di tangan seorang pendusta. Wallahu a’lam

DARLIS MUHAMMAD (REDAKTUR SENIOR MEDIA ALKHAIRAAT)