PARIMO – Ketersedian pangan utama, khususnya komoditas beras di Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), Sulawesi Tengah, masih terpenuhi.
Tercatat tahun 2020 ketersediaan beras sebagai pangan utama sebanyak 195.980 ton, dibandingkan tahun 2019 hanya sebesar 172.176 ton. Artinya ketersediaan pangan meningkat
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Parimo, Sitti Wahyuni Borman, ditemui Rabu (17/03) mengatakan, Parimo merupakan salah satu lumbung beras Provinsi Sulteng, sebab ketersediaan pangan setiap tahunnya selalu memadai, bahkan hasil produksi pangan melebihi target atau surplus.
“Berdasarkan data Neraca Bahan Makanan ketersediaan (NBM ketersediaan), tahun lalu tercatat jumlah konsumsi penduduk mencapai 60.102 ton dan angka surplus kurang lebih 135.878 ton per tahun,” ungkapnya.
Ia menjelaskan, angka ini jika dibandingkan dengan dua tahun lalu, mengalami peningkatan yang cukup signifikan, dimana jumlah konsumsi hanya sebesar 56.970 ton per tahun dengan surplus sebesar 115.206 ton.
Kata dia, ketersediaan pangan pada komoditas beras yang cukup melimpah tidak terlepas dari peran petani, yang selama ini menggenjot hasil produksi mereka, dan hasilnya sangat positif.
“Kosumsi bahan makanan oleh masyarakat biasanya disesuaikan dengan budaya setempat. Misalnya, mengonsumsi pangan selain nasi dianggap belum makan, kebiasaan mayarakat parimo menggunakan kata makan dititik beratkan pada makanan berat seperti nasi,” jelasnya.
Ia menambahkan, Pemerintah setempat juga mendorong penganekaragaman pangan atau diversifikasi pada bahan pangan lokal, seperti jagung, ubi, daging, ikan dan sebagainya, agar masyarakat tidak terpaku terhadap satu jenis makanan pokok, sebagaimana tujuan program nasional penganekaragaman pangan.
“Kami juga mendorong program obor pangan lestari (Opal) yang memanfaatkan lahan pekarangan rumah, sebagai upaya untuk memenuhi gizi masyarakat, baik itu sumber protein nabati maupun hewani,” tutupnya.
Reporter : Mawan
Editor : Yamin
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Parimo, Sitti Wahyuni Borman. (FOTO : MAWAN)