PALU- Saban pagi pada Ramadhan ini, saat mentari masih belum tampak, Zubaedah sudah bersiap-siap untuk menata dagangannya di pasar Masomba. Dagangannya tanpa lapak, hanya berupa karpet yang digelar. Zubaedah adalah seorang penjual rumah kue musiman tetu.
Penghasilan dari berjualan rumah kue berbahan pandan itu, sebenarnya tidak seberapa. Tapi dia tidak pernah kehilangan semangatnya. Ia menghadapi setiap hari dengan penuh ikhlas dan kesabaran, sambil memercayai bahwa rezeki itu datang dari Allah SWT.
Zubaedah juga tak pernah mengeluh. “Alhamdulillah, biar untung seribu dua ribu disyukuri,” ujarnya dengan senyum malu yang tulus.
Bagi Zubaedah, berjualan di pasar Masomba bukan hanya sekadar mencari nafkah, tetapi juga sebagai bentuk perjuangan untuk menstabilkan perekonomian keluarganya.
“Dari pada saya diam-diam di rumah, mending saya berjualan di pasar. Lumayan ada tambah-tambah pembeli beras,” ujarnya dengan tulus.
Zubaedah adalah salah satu cerminan dari ketabahan dan kesabaran seorang ibu dalam menghadapi hidup. Meski dihadapkan pada keterbatasan dan kesulitan, ia tetap memilih untuk berusaha dan bertawakal kepada Allah dalam setiap langkahnya.
Reporter: IRMA