PARIMO – Kerugian materil yang dialami korban banjir bandang di Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), Sulawesi Tengah, ditaksir mencapai Rp5 miliar lebih.
Berdasarkan update data sementara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, banjir bandang yang melanda beberapa hari terakhir ini telah menyebabkan kerusakan sawah seluas dua hektar senilai Rp18 juta, bangunan TPI Desa Boyantongo senilai Rp350 juta, dan MCK umum Desa Boyantongo Rp60 juta.
Selanjutnya, Tower Wifi Desa Boyantongo senilai Rp20 juta, Bangunan Air Bersih Desa Boyantongo Rp30 juta, Kapal Nelayan di Desa Boyantongo Rp500 juta, Jembatan Pengubung Desa Lemusa Rp750 juta, dan Jembatan Trans Sulawesi Jalur Desa Olaya II senilai Rp200 juta.
Kemudian, Jembatan Pengubung Desa Air Panas senilai Rp150 juta dan Jembatan Pengubung Desa Baliara Rp3,5 miliar.
Sekretaris BPBD Parimo, Nyoman Adi, kepada MAL Online, Jumat (17/07), mengatakan, untuk jumlah rumah rusak berat tercatat sebanyak 61 unit dari tiga desa, yakni Masari satu unit, Tindaki delapan unit, dan Olaya 52 unit.
Kemudian, untuk rusak sedang hanya sebanyak tiga unit, yakni di Desa Tindaki dua unit dan Olobaru satu unit.
Kondisi di dua desa tersebut berbeda dengan di Desa Air Panas yang hanya terdapat rusak ringan sebanyak lima unit.
“Untuk rumah yang hanyut tercatat sebanyak 22 unit, terdiri dari Desa Boyantongo Dusun I berjumlah 14 unit, Olobaru tujuh unit, dan Air Panas satu unit,” rincinya.
Selain itu, lanjut dia, terdapat beberapa rumah yang terancam tergerus air sebanyak 42 unit, masing-masing di Desa Boyantongo Dusun I berjumlah dua unit, Olobaru 39 unit, dan Pombalowo Dusun I satu unit, ditambah rumah terendam di Desa Tindaki 155 unit.
“Rumah warga yang mengalami kerugian akibat banjir sebanyak Rp4 miliar,” jelasnya.
Sejauh ini, kata dia, pihaknya masih terus mengupdate data terbaru jumlah kerusakan maupun jumlah korban jiwa akibat banjir bandang. (MAWAN)