PALU – Koperasi Relawan Merah Putih (RMP) Indonesia menggandeng PT. Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) dalam program penanaman jagung.
Kerja sama tersebut diwujudkan dalam penandatanganan perjanjian di Kantor RMP, Selasa (21/09).
Kerja sama dengan Jasindo dalam bentuk pemberian asuransi uang tunai kepada petani ketika mengalami kegagalan panen karena bencana alam seperti banjir atau terkena hama dan penyakit pada tanaman jagung milik petani.
Selain dengan Jasindo, RMP juga sudah membangun kerja sama dengan BRI dalam hal pemberian kredit kepada para petani jagung. Sejauh ini, program dengan BRI tersebut masih mengambil pilot project di wilayah Kabupaten Donggala dan Sigi.
“Jadi asuransi ini pada tanamannya,” kata Ketua Umum RMP, Mahfud Masuara.
Menurut Mahfud, sekaitan dengan program tersebut, penanaman perdana akan dilakukan di Desa Donggulu, Kecamatan Kasimbar, Kabupaten Parigi Moutong (Parimo). Setelah itu akan dilakukan di wilayah Kabupaten Buol.
“Karena ini adalah program pemberdayaan, maka ada keinginan meningkatkan penghasilan lewat tanaman jagung. Maka dengan itu, anggota yang ikut ini tentu harus diproteksi, salah satunya dengan asuransi,” jelasnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, kerja sama dengan Jasindo ini bertujuan untuk mencegah masyarakat rugi akibat kegagalan tanaman.
“Jadi ada doble proteksi kepada anggota RMP, proteksi lewat asuransi BRI dan asuransi Jasindo,” ujarnya.
Mahfud menambahkan, program ini menyasar individu yang sudah tergabung dalam RMP Indonesia, di mana syarat keanggotaannya hanya menyetor KTP dan iuran pokok Rp50 ribu kali sekali seumur hidup serta membayar Rp10 ribu per bulan.
“Jadi sifatnya individu, minimal punya lahan 1 hektar dan maksimal 2 hektar per orang. Kalau yang punya kelebihan lahan, misalnya 4 hektar bisa meminjamkan ke anggota yang lain,” katanya.
Sementara itu, Iman Hariono, selaku Manager Teknik PT. Jasindo, mengatakan, pihaknya dipercaya untuk memproteksi para petani secara finansial apabila petani mengalami kegagalan panen.
“Proteksi mulai dari bencana, gangguan hama dan penyakit. Proteksi finansial penggantian dana apabila ada kerusakan di atas 75 persen,” jelasnya.
Di tempat yang sama, Manager Pertanian RMP, Andi Sofyan Yotolembah, mengatakan, sejauh ini sudah ada 985 anggota yang mengajukan program penanaman jagung.
“Tapi tidak serta merta disetujui karena kita juga melihat kondisi lahan, sumber air, apakah layak untuk diusulkan ke bagian kredit,” katanya.
RMP sendiri, lanjut dia, telah menentukan target 1 hektar harus terdapat 83 ribu jagung dengan jarak tanam 80, 40 dan ke belakang 20.
“Kalau diambil 100 gram saja maka dapat 8,3 ton. Kredit Rp15 juta lebih, minimal kalau 7 ton maka akan dapat Rp28 juta, maka pinjamannya langung bisa dilunasi. Setelah itu, jika petani masih mau lagi, maka kami siap dampingi,” tuturnya.
Ia menjelaskan, bentuk bantuan kepada anggota RMP adalah kredit, namun saprodi dalam bentuk pupuk non subsidi distribusikan langsung dalam bentuk barang berupa barang.
“Kecuali untuk upah pengolahan lahan dan upah-upah itu dalan bentuk uang,” katanya.
Terkait bibit, jenis jagung yang ditanam adalah khusus untuk pakan ternak dan pengolahan lain. Yang ditekankan adalah bibit non komposit, bukan hibrida.
“Bibit diarahkan untuk yang tahan penyakit bulai, direkomdasikan yang tahan di musim hujan,” tutupnya.
Sementara itu, Manager Umum Koperasi RMP, Takbir Larekeng, mengatakan, dalam program ini, pihaknya akan melakukan pengawasan dan pendampingan, mulai dari proses penggarapan lahan, penanaman, panen hingga penjualan.
“Jadi dari hulu sampai hilir, jadi tidak dilepas begitu saja, akan diawasi melalui struktur RMP,” singkatnya. (RIFAY)