PALU – Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) menginisiasi sejumlah program dalam rangka mengendalikan inflasi di wilayah Provinsi Sulteng.
Salah satu inisiatif yang dilakukan dalam rangka menindaklanjuti Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (Gernas PIP) yang dibuka pada 10 Agustus 2022, di Kota Malang tersebut adalah gerakan urban farming menanam cabai.
“Sebelumnya, kami telah mendorong program urban farming melalui pengembangan kelompok subsisten Lorong Sintuvu yang berada di tengah Kota Palu. Urban farming didorong melalui pemberian fasilitas hidroponik kepada kelompok masyarakat sintuwu,” ujar Kepala KPw BI Provinsi Sulteng, Dwiyanto Cahyo Sumirat, kepada wartawan, di Kantor BI Sulteng, Kamis kemarin.
Anto, sapaan akrabnya, mengatakan, inisiatif gerakan urban farming menanam cabai dilakukan dengan melibatkan unsur PKK di 46 kelurahan yang ada di Kota Palu.
“Gerakan menanam cabai dilakukan dengan membagikan 7.700 bibit cabai kepada PKK,” jelasnya.
Dalam pembagian bibit tersebut, lanjut dia, BI juga telah berkoordinasi dengan BPTP Sulawesi Tengah terkait pedoman penanaman dan perawatan bibit cabai di rumah tangga.
Masih terkait cabai, BI Sulteng juga mendukung peluncuran gerakan menanam cabai satu desa satu hektar dan Program satu RT satu kolam ikan air tawar.
Program tersebut telah dicanangkan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Morowali Utara.
“Program tersebut diharapkan dapat menambah kapasitas produksi cabai untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat dengan luasan lahan tanam mencapai 125 hektar,” ujar Anto.
Tal hanya itu, kata dia, BI juga siap mendukung program-program unggulan pemerintah daerah, baik melalui pengembangan kapasitas masyarakat hingga bantuan sarana dan prasarana produksi tanaman pangan.
Dalam rangka menekan inflasi, program lain yang dilakukan BI Sulteng adalah menginisiasi pembentukan Forum Tani Sulawesi Tengah, sebagai wadah komunikasi yang melibatkan perwakilan penyuluh pertanian tingkat kecamatan di Provinsi Sulawesi Tengah.
Forum tani sendiri telah dilaksanakan pada tanggal 1 Oktober 2022 di Kabupaten Poso dan tanggal 11 Oktober 2022 di Kota Palu.
Menurutnya, forum tani bertujuan untuk menggali informasi terkait produksi, distribusi komoditas pertanian, dan juga permasalahan dan kendala yang dihadapi pada tingkat petani.
“Besar harapan kami dengan adanya kegiatan forum tani, potret mengenai kondisi pertanian dan data produksi pertanian, khususnya untuk komoditas pangan strategis dapat membantu asesmen yang dijadikan landasan pengambilan keputusan,” katanya.
Upaya lain yang akan dilakukan dalam menekan inflasi adalah menggelar Lomba Memasak Marisi (Masakan Kreasi tekan Inflasi) di ajang Festival Danau Poso (FDP), tanggal 20 Oktober 2022 mendatang.
Pesertanya sendiri adalah perwakilan PKK 13 kabupaten/kota dan masyarakat umum di Provinsi Sulteng.
Kegiatan yang dikerjasamakan dengan Dinas Pariwisata Provinsi Sulteng tersebut berupa lomba memasak ikan air tawar, khususnya nila, mujair dan ikan mas dengan olahan cabai.
“Harapannya, lomba ini juga dapat mendorong masyarakat untuk mencoba masakan ikan air tawar yang memang lebih mudah untuk dibudidaya dan dapat mengurangi tekanan inflasi pada komoditas perikanan tangkap atau perikanan air laut,” terang Anto.
Mantan Analis Senior, KPw BI Provinsi Jawa Tengah (Jateng) itu menambahkan, perluasan Kerjasama Perdagangan Antar Daerah (KAD) juga menjadi program lain BI Sulteng dalam menekan inflasi.
Sejauh ini, KAD yang telah didorong adalah KAD dua arah antar Provinsi Sulteng-Sulawesi Barat dengan komoditas cabai dan tomat, dan telur ayam.
Selanjutnya, KAD satu arah antara Provinsi Sulteng-Maluku utara untuk lomoditas cabai, KAD satu arah antara Kabupaten Poso-Banggai dan Poso-Kota Palu serta Kabupaten Sigi-Kota Palu untuk komoditas hortikultura.
“Ada juga KAD satu arah antara Kabupaten Donggala-Kota Palu untuk komoditas perikanan tangkap,” tambahnya.
Tak sampai disitu, inisiatif lain yang dilakukan BI Sulteng adalah pemberian bantuan PSBI pengembangan klaster ketahanan pangan dalam bentuk pemberian bantuan alsintan dan greenhouse kepada Kelompok Tani Hortikultura di Watumaeta Poso.
“Kemudian bantuan alsintan dan implementasi metode tanam Hazton pada Kelompok Tani di Morowali, bantuan motor perahu dan peralatan nelayan di daerah Kasimbar, bantuan pembangunan rumah pupuk kelompok ternak di Parigi Moutong,” urainya.
BI juga memberikan dukungan pada Program Pagasi Ride yang dikerjasamakan dengan Ikatan Sport Sepeda Indonesia Provinsi Sulawesi Tengah (ISSI.
“Setiap peserta pagasi ride yang telah mendaftar turut berkontribusi menyumbang setidaknya enam bibit cabai yang nantinya akan diserahkan kepada pondok pesantren binaan Bank Indonesia di sekitar Kota Palu untuk dikelola,” jelasnya.
Selain itu, lanjut dia, setiap pendaftar juga berhak membawa pulang empat bibit cabai untuk ditanam dirumah.
“Kami mengimbau masyarakat Sulteng untuk turut berpartisipasi pada pagasi ride kali ini. Selain mendapatkan manfaat berolahraga dan bisa menyalurkan hobi, masyarakat juga bisa turut serta dalam pengendalian inflasi pangan di Sulteng,” ajaknya.
Pendaftarannya sendiri dapat dilakukan dengan biaya Rp100.000 melalui link: “https://bit.ly/REGISPagasiRide2022”.
Terakhir, BI Sulteng bersama dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) setempat juga turut bersinergi meningkatkan awareness masyarakat terhadap kondisi inflasi dan penggunaan sistem pembayaran QRIS.
IDI sendiri berencana mengadakan gerak jalan memperingati Hari Dokter Nasional pada tanggal 23 Oktober 2022 di Lapangan Vatulemo.
“Pada acara tersebut terdapat beberapa kegiatan menarik bagi masyarakat, mulai dari jalan sehat, senam bersama, pemeriksaan kesehatan gratis, pembagian bibit cabai dengan QRIS Rp1 dan sosialisasi kesehatan,” tutupnya. (RIFAY)