Kemenkominfo Ajak Masyarakat Bersikap Bijak di Era Pascakebenaran

oleh -

PALU – Era Post Truth (pascakebenaran) seperti saat ini, menuntut masyarakat benar-benar memahami secara benar dan bijak melihat sebuah fenomena dalam setiap kabar yang beredar di internet.

Di masa pascakebakaran, sesuatu dianggap benar bukan lagi berdasar objektifitas fakta, namun bisa secara subjektif. Tergantung bagaimana kita terpengaruh dengan apa yang kita lihat.

Sesuatu yang salah bisa jadi benar, jika sebagian besar orang mengatakan benar.

Viralitas sebuah informasi atau berita bisa mempengaruhi orang, diyakini sebagai sebuah kebenaran, sekalipun faktanya berbeda.

Singkatnya, kebenaran di era ini, diyakini bukan berdasarkan fakta, tapi berdasarkan penilaian secara emosional dan prasangka. Orang tidak akan melihat latarbelakang sebuah peristiwa, tapi melihat apa dampak dari peristiwa itu, berdasar penilaian pribadi.

Untuk itulah, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) terus melakukan upaya pencerahan melalui Webinar Literasi Digital.

Pada kesempatan kali ini, webinar kembali mengusung tema “Pemuda Kuat Tangkal Hoaks”, yang akan dilaksanakan pada Senin, 24 Juli 2023 bersama KNPI Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah.

Setidaknya ada tiga pembicara dalam webinar ini. Pertama adalah Dr (Cand.) E. Rizky Wulandari, M.I.Kom.

BACA JUGA :  Peringkat Daya Saing Digital Indonesia Meningkat: Sulteng Provinsi 10 Besar Terbawah

Dosen dan praktisi Asean Council for Small Business Jawa Timur ini akan membahas Kecakapan Digital.

Bagaimana cara mengenal hoaks dan cara penyebarannya, tips dan trik mencegah hoaks menjadi viral, dan bagaimana menanggulangi dan menghentikan hoaks, adalah beberapa poin yang akan ia bahas.

Kemudian pembicara kedua adalah A A Ngurah Bagus Aristayudha, SE MM. Ia akan membahas Etika Digital.

Dalam paparannya nanti, antara lain ia akan membahas bagaimana memilih dan memilah informasi atau berita sebelum disebar.

Para peserta akan diajak bagaimana bertindak cerdas dalam berinternet, menggunakan logika untuk bedakan fakta dan hoaks, serta tips memilih informasi yang harus dibagikan agar konten selalu positif.

BACA JUGA :  Yamaha Dampingi Aldi Berkiprah di World Supersport 2025 Pakai YZF-R9

Sementara pembicara ketiga, Tya Yustiya, yang merupakan presenter ini, akan membahas Keamanan digital.

Ia akan membagi pengetahuan tentang cara cek fakta sebelum menyebarkan sebuah konten, baik itu berita teks, gambar atau video.

Kegiatan ini akan dipandu Desty Eka Putri Sari, S.Sos., bersifat gratis dan terbuka untuk umum.

Calon peserta cukup meng-klik link ini:
https://s.id/registrasikabsigi_2407 dan akan terhubung dengan form registrasi untuk mendapatkan token beserta link zoom yang akan menghubungkan mereka dengan ruang seminar.

Peserta yang beruntung, akan mendapatkan hadiah menarik berupa dompet digital. Semua peserta akan mendapatkan E-sertifikat.

Khusus bagi mereka yang baru dalam mengikuti kegiatan seperti ini, tentu akan menjadi pengalaman berkesan bagaimana belajar, menambah pengetahuan tentang Literasi Digital. Bagi anda yang belum pernah mengikuti kegiatan yang dilaksanakan Kemenkominfo, ini adalah kesempatan yang baik untuk anda.

BACA JUGA :  Aset Rampasan Negara Diserahkan ke Kejari Palu

Tahun 2023 ini, Kominfo memfokuskan kegiatan Literasi Digital di wilayah Sulawesi dan sekitarnya.

Sejak Februari tahun ini, pihak penyelenggara sedikitnya telah melaksanakan puluhan kegiatan serupa dan memfokuskan kegiatan di beberapa kabupaten di Sulteng dan Sulut. Kali ini, penyelenggara menyasar komunitas-komunitas di Sulbar.

Sejak 2021, Kominfo telah melaksanakan kegiatan Literasi Digital kepada 14.641.097 orang.

Pada tahun 2022 juga menargetkan 5.500.000 orang. Kominfo menargetkan kegiatan ini bisa menyasar 50 juta orang penduduk Indonesia pada tahun 2024.

Karena itu, dibutuhkan penyelenggaraan Kegiatan literasi digital yang massif di seluruh wilayah Indonesia.

Kegiatan ini bertujuan untuk membangun wawasan dan pengetahuan terkait Literasi Digital dalam bentuk Seminar dan Diskusi secara online dengan target penduduk di wilayah tersebut, khususnya di segmen Komunitas.*