PALU – Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (Kemendukbangga/BKKBN) secara serentak melaunching Program Gerakan Orang Tua Asuh untuk Cegah Stunting (Genting), Kamis (5/12).

Program ini bertujuan untuk menanggulangi stunting sekaligus mewujudkan komitmen pemerintah dalam menyelesaikan berbagai isu strategis nasional, termasuk masalah gizi dan pengentasan kemiskinan.

Peluncuran program ini di Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) dilakukan secara daring dari Baruga, Kantor Kelurahan Lasoasi, Kecamatan Mantikulore, Kota Palu. Kegiatan tersebut dihadiri oleh Kepala Perwakilan BKKBN Sulteng, Tenny C Soriton, Ketua TP-PKK Kota Palu, Diah Puspita, serta orang tua asuh dari delapan kecamatan se-Kota Palu.

Menteri Kemendukbangga/BKKBN, Wihaji, menjelaskan bahwa di Indonesia terdapat 8,7 juta keluarga yang berisiko mengalami stunting dari total 75 juta keluarga yang ada, dengan prevalensi stunting nasional mencapai 21,5 persen.

“Artinya, satu dari lima balita di Indonesia terkena stunting,” ungkapnya.

Wihaji menegaskan bahwa stunting menjadi isu krusial dalam pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) yang kuat dan berdaya saing.

Penyelesaian masalah stunting, menurutnya, memerlukan kolaborasi lintas kementerian dan gerakan masyarakat agar dapat mempercepat penurunan prevalensi stunting di Indonesia.

“Masalah stunting tidak dapat diselesaikan oleh satu kementerian atau lembaga saja. Oleh karena itu, gerakan ini melibatkan berbagai kementerian, seperti Kementerian Kesehatan dan Kementerian Sosial, serta didukung oleh DPR,” tegasnya.

Gerakan Genting ini juga menjadi implementasi dari Perpres 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting. Dalam hal ini, BKKBN tidak hanya bertugas mengidentifikasi masalah stunting, tetapi juga menggerakkan masyarakat untuk berperan aktif dalam Gerakan Orang Tua Asuh sebagai upaya pencegahan.

Wihaji menambahkan, masalah stunting merupakan tanggung jawab bersama yang membutuhkan keterlibatan semua pihak. Dengan pendekatan ini, pemerintah berharap dapat mempercepat penurunan prevalensi stunting sesuai dengan target nasional.

“Kolaborasi dan dukungan masyarakat sangat penting agar Indonesia memiliki generasi penerus yang sehat, tangguh, dan kompetitif di masa depan,” ujar Wihaji.

Kepala Perwakilan BKKBN Sulteng, Tenny C Soriton memberikan keterangan pers. (Foto: media.alkhairaat.id/Yamin)

Ditemui di selah-selah peluncuran, Kepala Perwakilan BKKBN Sulteng, Tenny C Soriton, mengaku menyambut baik peluncuran Program Genting ini.

Ia mengakui bahwa Tim Percepatan Penanganan Stunting (TPPS) Sulteng sudah berjalan hingga tingkat desa, namun perkembangan penurunan kasus stunting masih berjalan lambat. Oleh karena itu, ia berharap terobosan seperti program Genting dapat meningkatkan efektivitas penanganan stunting.

Tenny menyatakan, salah satu penyebab stunting adalah kurangnya koneksi antara penanganan stunting di berbagai sektor.

“Harapan kami, stunting ini benar-benar ditangani oleh semua pihak dengan fokus pada pencegahan. Anak yang terdeteksi terpapar stunting harus segera ditangani, bukan menunggu hingga kondisinya semakin parah,” ujarnya.

Program Genting diharapkan dapat melibatkan seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama mengatasi permasalahan stunting dan menciptakan generasi penerus yang sehat dan berkualitas.

Dikesempatan itu juga, dilakukan penandatanganan pernyataan kesediaan partisipasi program Genting, dan penyerahan bantuan pangan siap santap kepada sasaran dari perwakilan 8 kecamatan se Kota Palu.

YAMIN