PALU – Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Sulteng, H. Rusman Langke mengatakan, tidak menutup kemungkinan rilis para mubaligh yang terekomendasi akan dilakukan juga di daerah. Pasalnya, 200 nama mubaligh yang dirilis Kemenag RI baru-baru ini masih akan direvisi kembali.

“Dinamis, 200 nama mubaligh itu masih bisa bertambah, karena sekarang kementerian agama telah bekerja sama dengan Majelis Ulama Indonesia terkait rilis mubaligh tersebut,” kata Rusman Langke, pekan lalu.

Rusman Langke

Namun kata dia, sejauh ini pihaknya belum melakukan verifikasi atau pendataan nama-nama mubaligh di Sulteng yang direkomendasikan ke publik, sebagaimana yang dilakukan Kemenag RI.

Rusman juga akan mengecek terlebih dahulu data mubaligh, dai atau penceramah di Sulteng.

“Kami belum melakukan verifikasi mubaligh, sejauh ini masih menunggu petunjuk dari  Kemenag RI,” akunya.

Demikian halnya sertifikasi terhadap mubaligh, Kemenag akan bekerjasama dengan MUI. Karena diakuinya untuk penceramah atau mubaligh saat ini, pemerintah dan ulama bersepakat  terhadap tiga kriteria, yakni memiliki pengetahuan keagamaan, pengalaman serta komitmen terhadap kebangsaan.

Terkait pro kontra 200 mubaligh, Rusman mengaku tidak mau menanggapi .

“Saya kira itu tergantung masing-masing. Pemerintah itu kan mencoba sesuai  hasil permintaan dari para masyarakat, kemudian Kemenag merilis nama-nama itu,” tambahnya.

Di penghujung, Rusman juga mengimbau ummat Islam di Sulteng untuk melaksanakan ibadah puasa dengan penuh kekhusyuan.  Selain melaksanakan taraweh pada malam hari, muslim perlu  merekatkan hubungan silaturahim dengan ummat beragama lainnya.

Di Jakarta, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin meluruskan polemik beberapa hari terakhir. Ia mengatakan Kemenag telah menyerahkan keputusan terkait 200 nama mubaligh kepada MUI. Namun untuk melengkapi kebijakan tersebut, MUI akan menyiapkan sertifikasi kompetensi para mubaligh agar masyarakat tidak salah paham. (YAMIN)