PALU – Tenaga Ahli (TA) Gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng), M Ridha Saleh, mendatangi Kantor Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Nasional Demokrat (NasDem) Sulteng, baru-baru ini.

Kedatangan Ridha Saleh dalam rangka “tabayyun” menyikapi pemberitaan terkait keluarnya Gubernur Sulteng, Rusdy Mastura dari Partai NasDem.

Ridha Saleh disambut hangat Sekretaris DPW, Aristan yang didampingi Waket Bidang Media & Komunikasi Publik Nasution Camang, Waket Bidang Pendidikan & Kaderisasi, Helmi H. Ali dan sejumlah pejabat teras DPW lainnya.

“Kedatangan saya malam ini ingin mendudukkan dan menjelaskan konteksnya dari dua sisi sehingga kisruh ini tidak semakin membesar seperti bola salju,” jelasnya.

Maksud Ridha Saleh tersebut mendapatkan apresiasi dari Wakil Ketua DPW Bidang Penggalang Massa dan Komunitas, Khadafi Badjerey.

Menurut Khadafi, upaya tabayyun yang dilakukan M. Ridha Saleh ini adalah langkah yang sangat baik. Rasa kepekaan terhadap permasalahan yang terjadi dan adanya inisiatif positif seperti inilah yang semestinya dilakukan seorang pemimpin.

“Gaya kepemimpinan seperti ini harusnya ditunjukkan oleh Gubernur Sulteng Rusdi Mastura, bukan malah dilakukan oleh seorang tenaga ahli. Apalagi selama ini kami di DPW Partai Nasdem merasa tidak memiliki masalah dengan beliau (Rusdy Mastura),“ ujar Kadafi

Lebih lanjut dia mengatakan, sebagai Ketua Dewan Pertimbangan dan sebagai Gubernur yang diusung Partai NasDem, Rusdi Mastura sebaiknya berjiwa besar untuk menyelesaikan langsung permasalahan ini secara bersama dan kekeluargaan.

“Dengan begitu tidak akan ada lagi pemberitaan-pemberitaan di media yang saling menyudutkan,” jelasnya.

Kadafi menjelaskan, pada pertemuan yang berlangsung sekira 4 jam itu, Partai NasDem sendiri sangat menghargai keputusan politik yang diambil oleh Gubernur Sulteng Rusdi Mastura.

“Ketua, Sekretaris dan kami semua di DPW NasDem Sulteng, sudah menegaskan kepada M. Ridha Saleh bahwa tidak akan melarang atau mempermasalahkan hal tersebut. Jika ingin keluar silahkan tanpa perlu melakukan sikap atau perkataan yang mencederai atau melukai partai,” pungkasnya. */RIFAY