Keluarga Pasien RSUD Undata Mengaku Dibully Perawat, Tanya Pengambilan Darah Disuruh ke Wali Kota atau Gubernur

oleh -
Gedung RSUD Undata. (FOTO: MEDIAINDONESIA.COM/MITHA MEINANSI)

PALU – Pelayanan RSUD Undata dikeluhkan oleh Keluarga pasien. Kali ini datangnya dari Elsa Andani (26 tahun) warga Kelurahan Pantoloan Kecamatan Palu Utara. Ia mengeluhkan pelayanan RSUD undata khususnya perawat yang tidak profesional melayani pasien.

Elsa Andani mengatakan, berawal ketika dia melakukan pengurusan proses operasi kedua saudara sepupunya atas nama Fadel warga Pantai Barat Kabupaten Donggala, yang mengalami patah tulang akibat tabrak lari pada tahun lalu. Operasi pertama sudah dilakukan sejak tahun 2023 lalu.

“Permasalahan ini terjadi ketika saya memposting pelayanan RSUD Undata di Medsos karena saya merasa dipingpong, Masa sudah ada surat rujukan dari dokter rawat inap, dari ruangan menolak menerima pasien dengan alasan tidak jelas dan menyuruh kami bersama pasien untuk pulang saja.Tentu saya capek bolak-balik. Ini karena Pantoloan tidak dekat harus bolak balik, apalagi bawa pasien patah tulang begini semua makan biaya. Kami juga bukan orang dari keluarga yang mampu,” ujar Elsa kepada media ini Selasa (30/4).

BACA JUGA :  Penutupan Masa Sidang Ketiga Tandai Berakhirnya Tugas Legislator Sulteng 2019-2024

Menurutnya, setelah dirinya memposting keluhan di Medsos pelayanan RSUD Undata, dirinya ditelepon pihak rumah sakit untuk membawa pasien untuk segera di operasi.

“Saya datang bersama sepupu saya bernama Nelfa ke ruangan teratai. Banyak perawat di sana saat itu. Ada juga Laki Laki yang mengaku kepala ruangan. Saya datang hanya dimarah bahkan sampai dibully.

“Agar tidak menjadi emosi saya mengalihkan pembicaraan menanyakan, dimana Ini darah untuk persiapan operasi diambil, perawat tersebut kompak menjawab ‘ambil sama Pak Walikota Hardianto Rasyid sekalian sama Gubernur sana kau minta sama mereka darahnya’. Begitu kata mereka kepada saya,” aku Elsa.

Menurut Elsa, wajah mereka masih ia kenali. Jika masih disangsikan, dia meminta cek cctv ruangan Teratai.

“Kalau memang Mau bukti supaya lebih jelas dan terbukti mengeluarkan bicara seperti Itu, ” imbuhnya.

BACA JUGA :  Pelatihan Peningkatan Kapasitas Aparat dan Auditor dalam Penanganan Korupsi Resmi Dibuka

Saat itu, akunya, dia tak tahan lagi dan menangis, hanya saya diancam lagi jika dirinya menangis terus dirinya akan divideo dan diviralkan di medsos.

“Saya bilang sama mereka kenapa saya mau di video dan diviralkan!” katanya waktu itu sembari keluar ruangan sambil menangis sedih,.

Di tempat terpisah Direktur RSUD Undata Drg Herry Mulyadi mengatakan, pihaknya sudah melaporkan masalah tersebut dengan kepala bidang perawat yang ada di rumah sakit.
Dari laporan tersebut ada tanggapan dari perawat mengklarifikasi kejadian itu, versi perawat.

” Kronologinya pak:
Ketika pasien datang k ruangan ners Station, Perawat L menanyakan Tentang postingan keluarga pasien yg bersangkutan d Facebook, kenapa kok bisa posting seperti itu,, apa manfaatnya untuk dia,, trus perawat S menyambung kalau mau mengeluh Ttang pelayanan dengan Gubernur langsung bukan dengan pak Wali, krna ini RS provinsi, atau sama Direktur, kemudian selanjutnya krna pasien dipersiapkan untuk oprasi hari ini Selasa 30/4/2024, maka diberikan lah pengantar keluarganya untuk urus darah,, kemadian Kel tanya bukannya perawat yg urus darahnya?, Dijawablah, keluarga pasien dek yg urus,, Kel pasien bertanya lagi,, diurus dimana?, Dijawab perawat di bank darah,, trus keluarga tnya lagi kalau tdak ada d bank darah diambil dimana?, Dijawablah di PMI Bu, tdak mungkin sama pak Wali,,
Begitu pak,, krna ini keluarga pasien setiap hari posting di Facebook mau ketemu pak wali mengadu.
Saya berharap berimbang jika ada sesuatu Krn perwat juga bukan duduk ksian cape sehingga saling memahami,” klarifikasi perawat di sampaikan oleh direktur RSUD Undata Drg Herry Mulyadi.

Reporter: IRMA/Editor: NANANG