Padahal berdasarkan sumber data yang sama, jumlah SDM Kota Palu terbilang memadai untuk memenuhi kebutuhan jumlah tenaga kerja di KEK Palu, yakni 304.663 penduduk usia kerja atau yang tertinggi se-Sulawesi Tengah.
Kekurangan guru keahlian industri juga disebut menjadi biang rendahnya kualitas lulusan SMK untuk kebutuhan industri yang ada di wilayah Palu dan wilayah Sulteng.
Hal tersebut, diamini Kepala Bidang SMK Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sulteng, Hatijah Yahya.
“Kami kekurangan 1.000 guru keahlian untuk mengisi 187 SMK di Sulteng, di antaranya guru industri. Sementara universitas di sini tidak punya prodi itu yang bisa kita gunakan sebagai guru,” kata Hatijah.
Belum lagi, lanjut Hatijah, persoalan pemetaan pendidikan SMK di Sulteng yang belum berbasis kajian kebutuhan lapangan kerja, seperti wisata, perikanan, dan industri. Dari ratusan SMK yang ada menurut Hatijah, sebagian besar adalah jurusan perkantoran yang tidak sesuai dengan kebutuhan dunia kerja, termasuk KEK Palu.
“Setiap tahunnya rata-rata jumlah lulusan SMK kita sebanyak 10.000 siswa sebagian besar tidak terserap dunia kerja. Pemetaaan kompetensi di SMK kita itu jadi pekerjaan rumah yang besar,” pungkas Hatijah.
KEK Palu sendiri hingga tahun 2021 masih beroperasi. Para pengampunya masih tegak dada dengan janji menyerap puluhan ribu tenaga kerja. Bisakah?
Liputan ini hasil kerjasama Mediaalkhairaat.id (MAL), Radar Sulteng (Jawa Pos Group), Berita Palu.com dan Liputan6.com, dalam program Pasopati Fellowship Journalism (PJF) Auriga Nusantara.