PALU- Sedikitnya tidak kurang 300 bungkus disalurkan kepada jamaah setiap Jumat dalam program Jumat Berkah Kejaksaan Tinggi di Masjid Al-Mizan, Jalan Ahmad Yani, Kota Palu, Jumat (11/11).

Wakil Kepala Kejaksaan Tinggi Sulteng, Moh. Sunarto mengatakan, program Jum’at berkah ini merupakan inisiasi dari Kajati Sulteng Agus Salim, Aswas Sudarso, Takmir Masjid Al-Mizan dan Ikatan Adhyaksa Dharmakarini (IAD).

“Program Jumat berkah ini sudah berlangsung sekitar tiga bulan,” katanya kepada MAL Online, Jumat tadi.

Ia mengatakan, adapun sumber dananya berasal dari partisipasi jajaran pegawai Kejati dengan nominal seikhlasnya. Ada yang menyumbang dari puluhan ribu sampai ratusan.

“Sehingga dalam setiap Jumat terkumpul sekitar Rp2-3 jutaan. Lalu dibelanjakan makanan sekitar 200-an bungkus nasi, dengan harga setiap porsi Rp10 ribu, dibagi kepada jamaah,” ucapnya.

Terkadang akunya, ia melihat ada anak-anak tidak salat Jumat, tapi pihaknya tetap mereka berikan makanan tersebut, dengan harapan ada kesadaran dari anak-anak tersebut untuk ikut salat Jumat.

Bahkan kata dia lagi, informasi ada anak-anak kecil mengajak orangtuanya untuk ikut salat Jumat di Masjid Al- Mizan, tentu hal ini sangat berdampak positif.

“Bahwa Kejati Sulteng bisa berbagi dan insyaallah hal ini kita budayakan dan patenkan,” ucapnya.

Olehnya menurutnya, pihaknya berupaya melayani umat dengan kelebihan rezeki dimiliki dan bagaimana masyarakat senang bisa salat di Masjid Al- Mizan penuh suasana khusyu, sebab masjid bersih , harum dan nyaman.

” Masjid ini bukan masjid kejaksaan , tapi masjid muslim hanya kebetulan berada dilingkungan kejaksaan,” bebernya.

Ia menuturkan, pihaknya juga membuka partisipasi dan donasi dari masyarakat umum dalam Jumat berkah, ada dua cara bisa dilakukan melalui kotak amal dan barcode Masjid Al- Mizan Kejati NMID : ID1022210932961.

” Pengurus masjid siap menerima dan menyalurkan donasi masyarakat,” tekannya.

” Insyaallah semua pengurus masjid Al- Mizan amanah,” ujarnya.

Ia mengatakan, program Jumat berkah ini juga tidak hanya didukung Kajati dan jajarannya, tapi juga didukung oleh Ikatan Adhyaks Dharmakarini (IAD).

“Jumat berkah lalu menyumbang sekitar Rp800 ribu, iuran spontanitas dari ibu-ibu IAD,” tuturnya.

Olehnya dia berharap kritikan dan masukan dari masyarakat akan kekurangan dari masjid dan program Jumat berkah. Hal itu agar mereka dapat melakukan evaluasi guna perbaikan kedepannya.

“Dan menjadi tantangan kedepan melanggengkan program Jumat berkah ini tetap jalan,” katanya.

Ia juga menjelaskan, dahsyat dari sedekah. Menurutnya, ada empat hal utama bagi yang suka bersedekah diantaranya, orang sudah meninggal kalau diizinkan Allah SWT dihidupkan kembali yang dia minta sedekah. Kemudian, kalau yang suka bersedekah jangankan dia jatuh, miring saja malaikat tidak ridho. Lalu, musibah tidak bisa mendahului dari sedekah. Dan keempat, menukil kisah seekor burung zaman Nabi Sulaiman yang mengadu kepadanya karena seorang lelaki mengambil telurnya, maka untuk menjaga telur itu Nabi mengutus dua jin terkuat di dunia, namun dua jin itu tidak sanggup menghalangi lelaki tersebut ketika mengambil lagi telurnya, karena rupanya si lelaki itu usai bersedekah kepada seorang yang lapar meminta makan.

Aswas Kejati Sulteng Sudarso sekaligus Ketua Takmir Masjid Al- Mizan memohon maaf kepada jamaah terutama masyarakat sekitar, bila dalam pelayanan program Jumat berkah ada kekurangan.

“Namanya sedekah keikhlasan. Bila dalam pelayanan belum memadai, kami mohon maaf,” katanya.

Dia mengucapkan terimakasih terhadap dukungan semua pihak dan masyarakat atas program Jumat berkah.

Reporter: IKRAM
Editor: NANANG