Kejari Morowali Tahan Tiga Tersangka Terduga Pemalsuan Dokumen di Desa Buleleng

oleh -
Kepala Seksi Intelijen Kejaksaan Negeri Morowali, Dwi Romadonna SH . (FOTO : media.alkhairaat.id/Harits)

MOROWALI – Kejaksaan Negeri (Kejari) Morowali, telah menerima pelimpahan berkas  perkara dugaan pemalsuan syarat dokumen untuk penerbitan sertifikat tanah dari pihak kepolisian yang ada di Desa Buleleng, Kecamatan Bungku Pesisir, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah.

Kejadian peristiwa dugaan pemalsuan dokumen tersebut terjadi pada tahun 2011, sekitar 600 sertifikat dari BPN Morowali dari program PPAN pemerintah.Namun,ada sekitar 30 lembar sertifikat dinyatakan persyaratan formilnya dokumen kurang lengkap  yang diduga dipalsukan.

Kepala Kejaksaan Negeri (Kejari) Morowali, melalui Kepala Seksi Intelijen (Kasi Intelijen) Kejaksaan Negeri Morowali, Dwi Romadonna SH saat dikonfirmasi membenarkan, bahwa pihaknya telah menerima pelimbahan berkas (P21) dari pihak kepolisian terkaiat pemalsuan dokomen tersebut.

Tersangka terduga pemalsuan dokumen saat menuju Tahanan Kejari Morowali, Kamis (12/01) (FOTO : media.alkhairaat.id/Harits)

Dijelaskan Dwi, dalam kasus dugaan pemalsuan tersebut ada tiga yang menjadi tersangka, yakni mantan Kepala Desa Buleleng inisial J, mantan Sekdes Buleleng inisial W dan pensiunan dari pihak BPN Morowali berinisial MI.

BACA JUGA :  Mantan Pejabat Berinisial IK Ditetapkan sebagai Tersangka Korupsi Dana Penyertaan Modal Perusda Morowali

Ketiga tersangka langsung dilakukan penahanan di Rutan Kolonedale selama 20 hari kedepan.

Kata dia, ketiganya terancam dengan jeratan dugaan pemalsuan dokumen dengan Pasal 263 Undang-Undang KUHP dengan ancaman kurungan 6 tahun penjara.

Sementara itu penasehat hukum WM Cs  mengaku sangat menyesalkan penahanan terhadap kliennya.

“Kami dapat informasi bahwa kejaksaan sudah melakukan penahanan terhadap klien kami dan hal ini saya sangat sesalkan,” kata Direktur LBH Sulteng Julianer, SH, MH, Kamis (12/01).

BACA JUGA :  Yasin-Syafiah akan Bangun Sentra Pelatihan UMKM di Setiap Desa

Dikatakan Julianer, meskipun tindakan pihak kepolisian dan kejaksaan telah sesuai aturan sebagaimana KUHAP termasuk memiliki wewenang untuk menahan, tetapi  seharusnya pihak kejaksaan juga mempertimbangkan permohonan penangguhan yang dilayangkan pihak penasehat hukum.

“Akan tetapi mereka juga tahu, bahwa kita sudah mengajukan praperadilan. Sudah teregister bahkan sudah ada jadwal sidang praperadilan yang akan dilaksanakan mulai, senin 16 Januari 2022. Jangan sampai mereka ditahan, kemudian pengadilan mengabulkan perkara tersebut dan dibatalkan penetapan tersangkanya. Inikan sangat merugikan,” Kata Julianer.

Ditambahkan Julianer, kalau itu terjadi maka WM Cs dirugikan dengan dirampasnya hak kemerdekaan seseorang, yang sudah ditahan namun faktanya ada kesalahan dan dibatalkan penetapan tersangkanya. Sehingga menurutnya, seharusnya pihak kejaksaan juga mempertimbangkan permohonan penangguhan yang dilayangkan pihak penasehat hukum.

BACA JUGA :  Lantunan Rego Wunca Setelah 15 Tahun Senyap di Langit Toro

“Hal ini dipandang beralasan dengan pertimbangan sudah teregistrasinya gugatan praperadilan dan adanya surat permohonan penangguhan. Apalagi surat permohonan penangguhan itu ditandatangani oleh orang sekalas Bupati Morowali,” tutup Julianer.

Reporter : Harits
Editor : Yamin