Abu Mas’ud r.a., sahabat Nabi SAW, menyampaikan sebuah kisah. Suatu ketika, saat hendak shalat berjamaah, Nabi menyentuh setiap bahu kami sambil bersabda: “Luruskan shafmu, jangan bengkok-bengkok. Shaf yang bengkok akan menyebabkan hatimu terpecah-belah.” (HR. Muslim).

Hadits di atas mengandung makna bahwa ada hubungan yang erat antara keadaan shaf umat Islam ketika salat berjamaah dengan keadaan hati mereka. Jika ketidaksempurnaan shaf shalat bisa mengakibatkan hati umat Islam terpecah-belah, tentu akan lebih besar lagi pengaruhnya jika salat jamaah itu sendiri memang tidak ditegakkan oleh umat Islam.

Bahkan Al-Qur’an menyatakan bila hati bercerai-berai, kendatipun di luar tampak ada persatuan, itu hanya persatuan semu. “Kamu kira mereka itu bersatu, padahal hati mereka bercerai-berai,” Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam surat Al-Hasyr: 14.

Berjamaah memang mempunyai keistimewaan tersendiri, sehingga sangat dianjurkan dalam beribadah dan beramal. Berjamaah melahirkan kekuatan besar. Dalam bermusyawarah, misalnya, bisa melahirkan banyak gagasan bila dilakukan secara bersama-sama (berjamaah).

Karena itu, sangat penting untuk menumbuhkembangkan keinginan untuk selalu hidup dalam berjamaah. Kekuatan berjamaah adalah salah satu kekuatan umat yang harus terus-menerus dijaga dan dipelihara dengan penuh kesungguhan dan keikhlasan baik dalam ibadah maupun muamalah.

Berjamaah dalam ibadah seperti dalam shalat fardhu akan melahirkan kekuatan ukhuwah Islamiyah sekaligus akan melahirkan izzah atau harga diri umat.

Sebagaimana dinyatakan dalam QS al-Fath [48]:29 “Muhammad itu adalah utusan Allah dan orangorang yang bersama dengan dia adalah tegas terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka rukuk dan sujud mencari karunia Allah dan keridaan-Nya ….“.

Orang yang suka berjamaah dalam ibadah terutama di masjid akan dijaga oleh Allah SWT dari berbagai macam musibah yang berujung pada keburukan. Jika pun mendapatkan musibah, masalah dan tantangan dalam hidupnya maka ujungnya adalah kebaikan dan keberkahan.

Rasulullah SAW bersabda dalam Hadis Riwayat Imam Hakim, “Apabila Allah SWT akan menurunkan suatu penyakit, maka akan dijauhkan dari orangorang yang suka memakmurkan masjid (ibadah secara berjamaah).”

Namun, tak jarang juga berjamaah digunakan untuk berbuat kejahatan oleh sebahagian insan.

Tak sedikit dosa yang lahir dan bahkan berkelanjutan akibat perbuatan jahat yang dilakukan secara berjamaah. Seperti membuat aturan-aturan yang hanya menguntungkan kelompok sendiri, sehingga melahirkan ketidak-adilan dan ketidakmerataan dalam masyarakat luas.

Apalagi tak jarang terjadi, walaupun mengandung ketidak-adilan itu, suatu aturan dijalankan dalam waktu lama dalam suatu negeri atau wilayah. Yang merasa diuntungkan akan berusaha mempertahankannya.

Hal ini dengan sendirinya melahirkan dosa-dosa berkelanjutan, terutama bagi para penggagas dan pelaksananya. Sehingga bisa menjadi sumber keburukan lainnya, seperti menghasilkan harta-harta haram.

Oleh karena itu, setiap diri kita perlu lebih selektif dalam melibatkan diri dalam suatu kerjasama, agar tidak terjebak dalam melakukan dosa bersama. Allah menyuruh kita untuk memelihara diri dari hal-hal yang buruk. Wallahu a’lam

DARLIS MUHAMMAD (REDAKTUR SENIOR MEDIA ALKHAIRAAT)