Kehadiran Orang Asing di Sulteng Diharap Menambah Penghasilan Daerah

oleh -
Kakanwil Kemenkum-HAM Provinsi Sulteng, Budi Argap Situngkir, saat membuka Rapat Timpora, di salah satu hotel, di Kota Palu, Selasa (22/03). (FOTO: media.alkhairaat.id/Rifay)

PALU – Kantor Wilayah (Kakanwil) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkum-HAM) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), menggelar Rapat Tim Pengawasan Orang Asing (Timpora) di salah satu hotel, di Kota Palu, Selasa (22/03).

Rapat yang melibatkan semua unsur aparat hukum, baik TNI, Polri, Bea Cukai, BNN, Kejati, Kesbangpol tersebut bertujuan untuk menyamakan persepsi dan membangun sinergisitas dalam pengawasan orang asing yang masuk di wilayah Sulteng.

Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kemenkum-HAM Provinsi Sulteng, Budi Argap Situngkir, usai membuka kegiatan, mengatakan, keberadaan orang asing adalah tanggung jawab bersama.

“Tidak menutup kemungkinan mereka membawa barang terlarang. Sebagai aparat, maka kita wajib melakukan deteksi dini. Meski demikian, harus diakui bahwa keberadaan orang asing juga memberikan sumbangsih besar, baik dari sisi ekonomi, teknologi dan sebagainya. Mereka (orang asing) juga berkewajiban mentransfer ilmu kepada masyarakat kita,” katanya.

BACA JUGA :  Pemkot Palu: Arkan Bara Mandiri Bantu Warga Lingkar Tambang

Saat ini, lanjut dia, terbitnya Undang-Undang Cipta Kerja telah memberikan peluang bagi orang asing untuk bekerja di Indonesia. Olehnya, kata dia, pihaknya juga berkewajiban menjaga hal itu supaya tidak disalahgunakan.

“Kami jajaran Kemenkum-HAM dan seluruh Timpora berkomitmen menegakkan sesuai aturan,” tegasnya.

Lebih lanjut ia mengatakan, pengawasan kepada orang asing tetap harus ditingkatkan. Pihaknya tidak ingin terlena, walaupun sejauh ini situasi di Sulteng dalam keadaan terkendali.

Hingga Maret 2022 ini, kata dia, belum ada masalah ataupun kasus yang berkaitan dengan orang asing.

BACA JUGA :  Ketua Bawaslu Sulteng Minta Panwas Samakan Persepsi Hadapi Tahapan Pilkada

“Namun kita jangan terlena, sehingga sampai akhir tahun tetap tidak ada masalah yang terjadi, termasuk dengan tenaga kerja asing. Kami tetap berkoordinasi dengan semua pihak, walaupun tidak ada masalah. Rapat Timpora ini juga menjadi salah satu upaya kita untuk saling bersinergi,” tekannya.

Khusus untuk Kabupaten Morowali yang dominan lebih banyak tenaga kerja asing, menurutnya juga masih dalam keadaan kondusif.

“Kita ketahui banyak proyek-proyek strategis di sana. Untuk itu kami ingin ikut menyukseskan agar investasi tersebut bisa berjalan dengan baik dan kami ingin pastikan bahwa itu bisa menyumbang pendapatan bagi Sulteng sehingga kesejahteraan dapat dirasakan masyarakat,” pungkasnya. (RIFAY)