PALU – Kementerian Agama (Kemenag) Sulteng mengecam keras aksi penyerangan terhadap pemuka agama yang terjadi beberapa kali di Indonesia. Penyerangan yang dimaksud, diantaranya ditujukan kepada lambang dan figur agama. Adapula penyerangan yang dilakukan orang tidak waras.

Abdullah Latopada

Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Sulteng, H. Abdullah Latopada menyatakan menyerahkan sepenuhnya kepada pihak berwajib untuk mengusut tuntas peristiwa itu agar akar permasalahannya dapat diketahui. Khusus untuk Kemenag Sulteng, Abdullah menyeruhkan pada seluruh jajaran agar konsen memberikan prioritas, perhatian khusus selama ini dalam hal kerukunan antar umat beragama dan interen umat beragama agar tidak ada gesekan-gesekan.

“Saya meminta kepada seluruh tokoh agama agar lebih waspada lagi dan mencermati kejadian tersebut. Pada masyarakat jangan sampai terpancing dengan kejadian itu ataupun dengan isu-isu yang berpotensi memecah persatuan dan kesatuan umat beragama. Perlu kedewasaan dan pemahaman terhadap isu-isu yang mengundang perpecahan itu,” katanya, Selasa (13/02).

Dia pun menyampaikan beberapa rumusan dan sikap umat beragama tentang etika kerukunan sebagaimana yang disampaikan Menteri Agama untuk disosialisasikan kepada masyarakat, diantaranya setiap pemeluk agama memandang pemeluk agama lain sebagai sesama makhluk ciptaan Tuhan dan saudara sebangsa, setiap pemeluk agama memperlakukan pemeluk agama lain dengan niat dan sikap baik, empati, penuh kasih sayang, dan sikap saling menghormati.

Kemudian, setiap pemeluk agama menerima dan menghormati persamaan dan perbedaan masing-masing agama dan tidak mencampuri wilayah doktrin/akidah/keyakinan dan praktik peribadatan agama lain.

“Setiap pemeluk agama berkomitmen bahwa kerukunan antar umat beragama tidak menghalangi penyiaran agama, dan penyiaran agama tidak menggangu kerukunan antar umat beragama,” tutupnya.

Di bagian lain, Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Din Syamsuddin, meyakini ada skenario sistematis di balik serangkaian peristiwa penyerangan terhadap tokoh agama yang terjadi akhir-akhir ini. Dia menyebut serangkaian penyerangan itu untuk mengadu domba antarumat beragama.

“Ini bagaikan tamparan,” katanya. (YAMIN/TEMPO)