PALU – Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat Universitas Alkhairaat (Unisa) Palu, turut mengecam keras pernyataan tidak bermoral yang dilontarkan oleh Gus Fuad Pleret yang menghina Guru Tua, pendiri Alkhairaat, dengan sebutan “monyet.”
Pernyataan ini dinilai tidak hanya mencederai kehormatan seorang ulama besar, tetapi juga melukai hati para santri, alumni, dan seluruh keluarga besar Alkhairaat yang menghormati jasa dan perjuangan Guru Tua dalam dunia pendidikan dan keislaman.
Ketua PMII Komisariat Unisa, Firdaus Safitrah, menegaskan, ucapan Gus Fuad Pleret adalah bentuk penghinaan yang tidak dapat ditoleransi.
“Menghina seorang ulama besar dengan kata-kata kasar menunjukkan kebodohan dan ketidakmampuan menghargai jasa para pendiri bangsa. Guru Tua adalah tokoh yang telah mengabdikan hidupnya untuk pendidikan Islam dan pembangunan peradaban, bukan sosok yang layak dihina dengan sebutan yang tidak pantas,” ujar Firdaus.
Sebagai bentuk respons atas tindakan ini, PMII Komisariat UNISA Palu mendesak aparat penegak hukum untuk segera mengambil tindakan tegas terhadap Gus Fuad Plered atas ucapannya yang berpotensi menimbulkan perpecahan dan kegaduhan di tengah masyarakat.
PMII Komisariat Unisa Palu juga menyerukan kepada seluruh kader PMII, santri, abnaul khairaat, dan masyarakat luas untuk tetap bersikap bijak dalam menyikapi kasus ini serta terus menjaga persatuan dan kehormatan para ulama.
“Kami akan terus mengawal kasus ini hingga ada kejelasan dan langkah konkret dari pihak berwenang. Kami tidak akan tinggal diam menghadapi pelecehan terhadap Guru Tua, karena beliau adalah simbol perjuangan dan kebanggaan umat Islam, khususnya di wilayah timur Indonesia,” tutup Firdaus.
Ia juga menegaskan, sebagai organisasi mahasiswa Islam yang menjunjung tinggi nilai-nilai Ahlussunnah wal Jama’ah dan kebangsaan, PMII Komisariat Unisa Palu akan terus berdiri di garda terdepan dalam menjaga marwah ulama dan tokoh bangsa dari segala bentuk penghinaan dan pelecehan. */RIFAY