PALU – Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) memproyeksikan peredaran atau kebutuhan uang masyarakat selama Ramadhan dan Idul Fitri 1443 H/2022 sebesar Rp1 triliuan.
Menurut Kepala KPw BI Sulteng, Dwiyanto Cahyo Sumirat, angka kebutuhan uang di Sulteng tersebut meningkat dari tahun lalu, namun peningkatannya tidak signifikan.
“Saat ini, kami sudah mendapatkan pasokan uang baru dari Depo Balikpapan. Sekarang sampai dengan akhir Ramadhan nanti, akan didistribusikan ke seluruh perbankan di Sulteng dan melalui kas titipan. Jadi Insya Allah untuk ketersediaan uang selama Ramadhan dan Idul Fitri aman,” kata Dwiyanto yang baru dilantik sebagai Kepala KPw BI Sulteng. 18 Januari lalu.
Ia menjelaskan, proyeksi kebutuhan uang sudah ada, karena setiap awal tahun, masing-masing perbankan sudah menyampaikan proyeksinya, termasuk proyeksi kebutuhan pada saat Ramadhan dan lebaran, baik dari sisi jumlah maupun wilayah sebaran dan pecahannya.
“Kalau bicara perderan uang, maka kita bicara peredaran secara fisik maupun non fisik. Kalau peredaran uangnya melalui transaksi non tunai, Insya Allah pergerakannya tidak akan terlalu signifikan. Walaupun begitu, kita juga membuat estimasi kebutuhan uang fisiknya,” jelasnya.
Mantan Analis Senior, KPw BI Provinsi Jawa Tengah (Jateng) itu menambahkan, salah satu indikator untuk menentukan proyeksi kebutuhan uang adalah estimasi dari masing-masing perbankan yang akan menggunakan data historisnya untuk melihat sebaran per bulannya.
“Berapa dan pecahan apa saja. Jadi Insya Allah itu bisa mendekatkan pada realisasi. Kalaupun nanti ada sedikit perubahan dari target, itu juga akan kita akomodasi. Intinya kita akan tetap mengupayakan bisa memenuhi kebutuhan masyarakat selama Ramadhan dan Idul Fitri nanti,” katanya.
Terkait kebutuhan bahan pokok selama Ramadhan, sejauh ini pihaknya sudah berkoordinasi dengan Bulog, Disperindag, dan pemerintah daerah. Berdasarkan koordinasi tersebut, pihaknya sudah memperoleh informasi bahwa kebutuhan pokok aman.
“Pemerintah menyediakan kebutuhan-kebutuhan pokok yang biasanya ada peningkatan permintaan saat ramadhan dan idul fitri. Kita terus monitor pergerakan harga yang ada di pasar. Apabila ada sinyal-sinyal pergerakan, maka kami akan langsung berkoordinasi dengan institusi terkait,” tambahnya.
Pihaknya sendiri tetap berupaya menjaga agar koridor pergerakan harga masih pada rentang yang wajar. Saat ini, kata dia, untuk Kota Palu dan Sulteng sendiri rentang harganya masih di bawah angka 3, sehingga masih aman.
Lebih lanjut ia mengatakan, yang sering terjadi di Ramadhan maupun lebaran adalah peningkatan konsumsi, di mana orang membeli lebih banyak kebutuhan.
“Untuk itu kami mengimbau kepada masyarakat agar berbelanjalah sesuai dengan kebutuhan, karena dari pemasok juga menyediakan sesuai dengan estimasi, sesuai dengan periodenya. Kalau masyarakat berpikir tidak akan kedapatan bahan sehingga langsung ingin membeli banyak dan semua orang berpikir seperti itu maka yang ada bisa benar-benar kejadian tidak dapat,” terangnya.
Sejauh ini, pihaknya melihat ada beberapa produk yang sedikit mengalami kenaikan harga, seperti produk-produk ikan, gula pasir, telur ayam dan tiket pesawat yang salah satunya juga disebabkan kenaikan harga BBM akibat konflik Rusia dan Ukraina.
“Antisipasi kelangkaan bahan pokok saat ramadhan nanti, salah satu yang memang perlu dilakukan instansi terkait, dalam hal ini Satgas Pangan, Bulog, mereka melakukan operasi pasar. Operasi pasar ini memang cukup efektif untuk mendekatkan ke HET-nya (Harga Eceran Tertinggi),” tandasnya. (RIFAY)