PALU – Upaya membangkitkan kembali semangat seni dan budaya Sulawesi Tengah pasca-bencana mulai mendapatkan perhatian serius dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sulteng.

Hal itu terlihat saat Komisi IV DPRD Sulteng menerima kunjungan silaturahmi dari para pegiat seni dan budaya daerah, Kamis (25/09), di Gedung Bidarawasia Kantor DPRD Sulteng.

Pertemuan tersebut diterima oleh Anggota Komisi IV DPRD Sulteng, Abdul Rahman, ST.IAI, yang mewakili pimpinan komisi. Dalam dialog itu, para pegiat seni menyuarakan aspirasi agar pemerintah segera membangun kembali Gedung Taman Budaya Golni, yang rusak berat akibat gempa bumi tahun 2018.

Perwakilan seniman, antara lain Hapri, Ika Poigi, Fathudin Mujahid, Smit Lalove, Adi, dan Ince Rahma Borahima, menilai bahwa hampir delapan tahun pasca-gempa, belum ada langkah nyata untuk memulihkan gedung yang menjadi satu-satunya pusat kegiatan seni dan kebudayaan di Sulteng itu.

“Taman Budaya Golni bukan sekadar gedung, tapi simbol hidupnya kesenian dan kebudayaan di Sulawesi Tengah,” ungkap Hapri dalam pertemuan tersebut.

Para pegiat seni juga mengingatkan pemerintah agar menjadikan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan sebagai landasan hukum dalam menata kembali ekosistem kebudayaan di daerah. UU tersebut menegaskan pentingnya perlindungan, pengembangan, pemanfaatan, dan pembinaan kebudayaan sebagai bagian dari pembangunan nasional.

Menanggapi hal itu, Abdul Rahman menegaskan bahwa DPRD Sulteng mendukung penuh upaya pemulihan Taman Budaya Golni dan siap mengawal agar proses rehabilitasinya segera terealisasi.

“Membangun kembali Taman Budaya bukan hanya soal memperbaiki gedung yang rusak, tapi juga memulihkan denyut seni dan kebudayaan kita yang sempat terhenti sejak bencana,” ujar Abdul Rahman.

Ia menambahkan, keberadaan Taman Budaya sangat penting sebagai wadah bagi generasi muda untuk belajar, berkreasi, dan menumbuhkan kebanggaan terhadap identitas daerah.

“Kami akan mendorong agar pemerintah daerah dan pusat memberi perhatian penuh terhadap rehabilitasi Taman Budaya Golni. Kebudayaan adalah ruh daerah ini,” tegasnya.

Abdul Rahman juga mengajak seluruh elemen masyarakat — mulai dari pemerintah, seniman, hingga sektor swasta — untuk berkolaborasi membangkitkan kembali ekosistem seni dan budaya Sulteng.

“Ini saatnya kita jadikan seni dan budaya sebagai pilar pembangunan daerah. Dengan kebersamaan, Taman Budaya Golni bisa kembali menjadi rumah besar bagi para pelaku seni dan kebudayaan di Sulawesi Tengah,” tutupnya. ***