SIGI – Kasus Demam Babi di Kabupaten Sigi belum terjadi hingga saat ini. Hal itu diutarakan Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Sigi Akib Ponulele, Ahad (04/06).

Akib Ponulele membenarkan adanya laporan ternak babi mati di Desa Berdikari Palolo dan Desa Lawua Kulawi Selatan. Namun menurut Akib, babi yang mati di Desa Berdikari dan Lawua tersebut menunjukkan tanda-tanda klinis sebagai ASF atau African Swine Fever semacam Hog Cholera.

“Untuk Kabupaten Sigi memang ada laporan kematian ternak babi seperti di Desa Berdikari Palolo dan Lawua Kulawi Selatan, yang menunjukkan tanda-tanda klinis ASF yang tanda klinisnya mirip CSF atau Hog Cholera. Kedua penyakit tersebut mirip tanda klinisnya,” ujar Sigi Akib Ponulele.

Dia menuturkan, penyakit CSF sudah pernah terjadi di Kabupaten Sigi. “Penyakit CSF sudah pernah terjadi di Sigi, tetapi ASF belum pernah,” kata Akib Ponulele.

untuk mengetahui dan membedakan kedua penyakit itu, maka diperlukan diagnosa dari Lab Balai Besar Veteriner Maros.

Pihaknya pun sudah berkoordinasi dengan UPT Vetereriner Provinsi Sulawesi Tengah, terkait Pengambilan sampel ternak babi yang mati di Sigi, kemudian dibawa ke Balai Besar Veteriner Maros.

“Kami melakukan koordinasi dengan UPT vetereriner provinsi untuk pengambilan sampel, yang kemudian sampel tersebut akan dikirim ke balai besar vetereriner Maros,” ujar Kadis Peternakan dan Keswan Sigi.

Dalam langkah antisipasi penyakit ASF pada babi, dia mengimbau dan menyarankan kepada para peternak untuk melakukan penyemprotan desinfektan di kandang. Untuk sementara tidak melakukan pembelian ternak dari luar Kabupaten Sigi, khususnya daerah yang sudah dinyatakan positif ASF serta tidak mengunjungi kandang yang sakit.

Diketahui ASF adalah penyakit pada babi yang sangat menular dan dapat menyebabkan kematian pada babi hingga 100 persen. Virus ASF sangat tahan hidup di lingkungan serta relatif lebih tahan terhadap disinfektan.

Reporter: HADY
Editor: NANANG