PALU- Aktivitas operasi pertambangan dan pabrik smelter nikel PT Gunbuster Nickel Industri (GNI) di Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah (Sulteng), kembali menelan korban nyawa.
Setidaknya 2 orang dilaporkan meninggal dunia, akibat terjebak di dalam crane di pabrik smelter setelah sebelumnya terjadi ledakan tungku 2 di pabrik smelter tersebut, Kamis (22/12) dinihari.
Korban merupakan karywan PT GNI yang mengoperasikan crane, berdomisili dari Kabupaten Parigi Moutong, tengah menjalani masa training, korban satunya berasal dari Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan staff senior pengoperasian creen.
“WALHI Sulteng mencatat, aktifitas pertambangan nikel di Kabupaten Morowali Utara telah mendatangkan petaka dan bahaya berkelanjutan bagi masyarakat yang berada di lingkar tambang PT GNI,” kata Kadep Advokasi dan Kampanye Walhi Sulteng, Aulia Hakim dalam keterangan tertulis diterima MAL Online, Sabtu (24/12).
Dalam kaitan keselamatan kerja misalnya, lanjut Aulia, tercatat 6 bulan terakhir sudah 3 kali kejadian kecelakaan kerja di PT GNI, mulai dari operator tertimbun longsor, crew smelter yang jatuh, hingga ledakan tungku smelter terbaru kemarin.
Yaser (41) terseret longsor akibat dipaksa mengoperasikan dozer tanpa lampu penerangan ditengah malam, hingga masuk ke laut dengan kedalaman 26 meter pada 24 Juni 2022.
Alif Farhan (2021) hilang saat bekerja crew tungku 6 smelter 1 PT GNI, ia ditemukan tidak bernyawa setelah jatuh disebelah control tuas mesin horolik, 6 Juli 2022.
Nirwana dan Made Devri hangus terbakar akibat ledakan dari tungku Smelter 2 PT GNI, 22 Desember 2022.
Selain PT GNI juga sering sekali terjadi kecelakaan kerja di dalam kawasan pertambangan nikel ada di Kabupaten Morowali Utara dan juga Kabupaten Morowali. Misalnya saja September 2022 terjadi ledakan smelter di wilayah kerja PT Wangxiang Nickel Indonesia di Kabupaten Morowali menelan korban para karyawan hingga luka-luka.
Ironisnya, meski terus menelan korban, nampaknya pemerintah tak kunjung berani memberikan sanksi tegas terhadap para perusahaan, kejadian yang bukan hanya sekali dua kali terjadi tanpa adanya sanksi tegas adalah bentuk nyata sikap pemerintah tidak memperhatikan dan mementingkan keselamatan nyawa pekerja dan masyarakat diwilayah tambang.
“Walhi Sulteng mengecam keras Gubernur Sulteng dan juga Presiden Jokowi serta Menteri ESDM tidak peduli atas keselamatan pekerja dan masyarakat di wilayah tambang di Sulteng,” protesnya.
Walhi Sulteng mendesak Gubernur dan Presiden Jokowi serta Menteri ESDM segera memberikan sanksi terhadap PT GNI dan juga perusahan-perusahaan telah banyak menelan nyawa para pekerja.
“Apa digaungkan pemerintah dan juga perusahaan terkait teknologi digunakan oleh perusahan-perusahan tambang nikel di morowali sana ternyata hanya akal-akalan saja kepada publik.
“Nyatanya banyak sudah nyawa melayang akibat ketidakefisiennya para pelaku bisnis, serta tidak adanya jaminan keselamatan terhadap pekerja tambang, nyawa seseorang tidak bisa digadaikan ataupun setimpal dengan hasil pengerukan nikel di sana,” tutup Aulia Hakim. (IKRAM)