MOROWALI – Salah satu karyawan di PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), mengakui tidak perlakuan yang berbeda antar karyawan di perusahaan tersebut.

Di awal bekerja, Sahrul Jaya, asal Desa Solonsa, Kecamatan Witaponda, Kabupaten Morowali, diterima sebagai kru konveyor Divisi Rotary Kiln PT Indonesia Guang Ching Nickel and Stainless Steel Industry (GCNS) di kawasan IMIP.

Selain di konveyor, Jaya pernah bertugas pada bagian burner untuk memastikan suhu panas yang sesuai di tungku putar dalam proses pembakaran material bijih nikel.

“Kami bertugas menjaga nyala api ini untuk menyesuaikan suhu dalam rotary kiln,” jelas Jaya, Rabu (20/08).

Dengan percaya diri, lulusan SMK Negeri 1 Bungku Tengah berusia 27 tahun ini, menghalau rasa inferior di tengah superioritas tenaga kerja asing (TKA) saat itu.

Sejak awal pengembangan kawasan IMIP, kata Jaya, lingkungan kerjanya menciptakan relasi dan kompetisi antar karyawan secara sehat dan terbuka.

Atas kinerjanya yang dinilai baik, ia bahkan kerap dipercaya atasannya dari Tiongkok untuk mewakili departemen dalam berbagai kesempatan, seperti kompetisi antar departemen dan tenant.

Setelah tiga tahun bertugas di Divisi Rotary Kiln, pada 2018 hingga 2020, dia menjabat wakil foreman untuk mengelola alur produksi dan manajerial karyawan.

Kemudian pada 2020 ditugaskan sebagai foreman yang mengawasi aktivitas produksi.

Setahun berikut, Jaya menjadi wakil supervisor dan berkesempatan mengikuti pembelajaran industri dan bahasa Mandarin di Tiongkok.

“Sepulang dari China, November 2024 saya diangkat jadi supervisor sampai sekarang,” ujarnya.

Ia juga telah mencapai standar keterampilan bahasa Mandarin HSK 4 sehingga diberi mandat sebagai Jubir antara karyawan Tiongkok dan Indonesia.

Perusahaan di kawasan IMIP dinilai sangat terbuka bagi calon karyawan dari beragam latar belakang pendidikan.

Dirjo Purwanto, Wakil Manajer Departemen Bijih Nikel di PT Logistik Sumber Daya (LSDY), mengatakan, dalam setahun bisa dua kali naik jabatan dalam departemen tempat kerjanya.

Warga Desa Emea, Kecamatan Witaponda ini memulai karier di IMIP pada Oktober 2016. Dirjo awalnya bekerja sebagai operator dump truck di Departemen Logistik PT GCNS.

Setelah banyak belajar membangun hubungan antar karyawan dan mengembangkan sistem operasi alat berat yang minim risiko insiden, ia dipercaya mengemban tugas sebagai wakil foreman (2019).

Kemudian pada tahun 2020 menjadi foreman, mengepalai tim operasional produksi.

Pria berusia 37 tahun itu bersyukur, perjalanan karirnya selama sembilan tahun bekerja di kawasan IMIP. Ia kian memahami dengan baik budaya dan karakter Tiongkok.

“Orang China ini sebenarnya melihat karyawan lokal bukan dari skill (keterampilan) saja. Tapi kemauan bekerja,” ungkap lulusan SMK Negeri 1 Luwuk pada Jurusan Teknik Mekanik Otomotif 2007 tersebut.

Belakangan, Dirjo juga dituntut mampu mengkoordinasikan persoalan pribadi karyawan dan mengantisipasinya agar tidak mengganggu kinerja.

“Sebagai pemimpin, saya itu mendapat tekanan dari atasan, juga dorongan dari bawahan. Ketika kita tidak sabar, konflik akan muncul,” ujarnya.

Kini, anggota tim Departemen Bijih Nikel PT LSDY berjumlah 2.580 orang. Dirjo pun mengupayakan relasi hangat antar karyawan dengan menciptakan lingkungan kerja yang memperhatikan kesehatan mental dan minim stress agar potensi insiden dapat dicegah, termasuk saat mengoperasikan alat berat. ***