LUWU TIMUR – Kapolda Sulawesi Selatan, Irjen Pol Nana Sudjana menyebut pengelolaan lingkungan yang dilakukan PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale), patut menjadi contoh bagi perusahan tambang lainnya.

Hal itu disampaikan jenderal bintang dua ini ketika melakukan kunjungan kerja di Luwu Timur, Selasa kemarin.

Mereka berkeliling Danau Matano, dilanjutkan ke Nursery PT Vale untuk menanam pohon. Nana Sudjana menanam pohon gaharu, sedangkan istrinya, Shinta Nana Sudjana menanam polonangka.

“Kalau kita lihat, beberapa lokasi penambangan di daerah lain itu seringkali tidak memperhatikan kondisi lingkungan. Saya melihat kondisi lingkungan di sini amat baik, danau yang luas dan air jernih. Itu menunjukan bahwa PT Vale selama ini mengelola lingkungan dengan baik. Saya berharap apa yang dilakukan PT Vale ini bisa menjadi contoh bagi perusahaan tambang yang lain,” kata Nana.

Dia berharap, agar pengelolaan lingkungan dapat dipertahankan dan ditingkatkan. Dengan kerjasama semua pihak.

“Kita sama-sama jaga lingkungan ini untuk manfaat yang berkelanjutan. Semoga PT Vale semakin maju,” ungkap Nana.

Saat berkunjung, orang nomor satu di Korps Bhayangkara Sulsel ini membawa rombongan beberapa pejabat utama di Polda Sulsel, Polres Luwu Timur dan Polsek setempat, beserta para Bhayangkari -sebutan untuk para istri polisi.

Rombongan didampingi CEO PT Vale Indonesia Tbk Febriany Eddy dan Vice President Director, Adriansyah Chaniago serta beberapa pimpinan.

CEO PT Vale Indonesia Tbk, Febriany Eddy menambahkan apa yang diungkapkan Kapolda Sulsel sejalan dengan misi perusahaan yakni mengubah sumber daya menjadi kemakmuran dan pembangunan yang berkelanjutan.

Febri menjelaskan, selama lebih dari setengah abad PT Vale beroperasi di Luwu Timur tanggung jawab utama menjaga kejernihan Danau Matano.

“Danau Matano ini tidak hanya spesial bagi PT Vale sendiri tapi untuk masyarakat Luwu Timur, bangsa dan dunia. Karena ada fauna endemik, yang hanya ada di Danau Matano, yaitu ikan butini. Jadi kalau kualitas air tidak terjaga, fauna endemik itu bisa punah. Makanya kita berkewajiban menjaga kualitas air,” ungkap Febri.

Febriany mengungkapkan terima kasihnya kepada seluruh jajaran Forkopimda Luwu Timur dan Sulsel secara umum atas kerja kerasnya untuk menjaga keberlangsungan investasi dan operasi PT Vale, yang juga merupakan objek vital nasional.

Ke depan, kata Febriany, pekerjaan rumah terbesar PT Vale adalah menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK) sebagaimana komitmen yang disampaikan di sejumlah forum global. PT Vale terus melakukan pengembangan sumber-sumber energi terbarukan, untuk mengurangi 33% emisi GRK pada 2030, dan mencapai karbon netral pada 2050.

“Nah, ini PR yang luar biasa, tapi ini PR kita bersama, karena pemanasan global sudah sangat nyata. Sehingga PT Vale punya tanggung jawab juga. Mari kita sama-sama mengambil peran menurunkan emisi karbon,” tegas Febriany. ***