PARIMO – Kapal pengangkut Logistik Tol Laut KM Kendhaga Nusantara 13, sandar di Pelabuhan Parigi, Sulawesi Tengah (Sulteng) mengangkut sekaligus memasarkan 40 ton beras hasil produksi petani Parigi Moutong (Parimo), ke Sulawesi Utara (Sulut).
Pelabuhan kelas tiga Parigi, hingga kini baru melayani sekitar empat kali pengangkutan barang, karena program tol laut baru masuk pada pertengahan 2020. Berbeda dengan pelabuhan di Kecamatan Tinombo yang sudah melayani angkutan logistik dua tahun terakhir.
Kepala Pelabuhan kelas tiga Parigi, Abd Faisal AB Pontoh, ditemui Selasa (19/1) mengatakan, kapal logistik Tol laut melayani sejumlah rute pelayaran yang ada di kawasan Teluk Tomini dan Pelabuhan Bitung, Sulut.
“Program Tol Laut yang dicanangkan Presiden bertujuan untuk menghubungkan pengangkutan logistik antar pulau, dalam rangka memajukan Indonesia dari pinggiran untuk peningkatan pendapatan daerah maupun Nasional,” jelasnya.
Ia menjelaskan, saat ini, tol laut telah melayani rute Provinsi Gorontalo, Bitung, Sulawesi Utara, Pelabuhan Pagimana, Kabupaten Banggai, Pelabuhan Ampana, Tojo Una-Una dan Pelabuhan Parigi serta Pelabuhan Tinombo, Parigi Moutong, Sulteng.
Ia berharap, ke depan pihak Pelabuhan Parigi dan pemerintah setempat berupaya membuka rute Kalimantan Timur, agar pengusaha lokal Parigi Moutong dapat memasarkan produk mereka secara regional.
“Saat ini muat ulang barang di Pelabuhan Parigi masih komoditas beras, dan barang masuk didominasi air mineral,” jelasnya.
Salah seorang distributor lokal I Made Sukanto, mengungkapkan pengiriman beras ke pasar Sulut rata-rata sekitar 200 ton, yang bersumber dari hasil bumi warga Desa Tolai Timur, Kecamatan Torue yang menjadi salah satu sentra komoditas padi di kabupaten tersebut.
“Dalam sebulan kapal angkut logistik bersandar di Pelabuhan Parigi dua kali. Pengiriman beras saat ini hanya 40 ton, dan biasanya pengiriman rutin sekitar 200 ton, dengan biaya transportasi lebih hemat 60 persen,” tutupnya.
Reporter : Mawan
Editor : Yamin