POSO – Aksi demonstrasi puluhan dosen, mahasiswa, dan tenaga kependidikan Universitas Sintuwu Maroso (Unsimar) Poso masih terus berlangsung hingga Kamis (19/6).

Peserta aksi semakin bertambah dan menyebabkan lumpuhnya aktivitas perkuliahan selama tiga hari berturut-turut.

Pantauan di lapangan menunjukkan massa aksi menyegel ruang kerja Rektor serta empat Wakil Rektor. Aksi ini disertai mosi tidak percaya terhadap Rektor Unsimar, Suwardi Pantih dan jajarannya, yang disampaikan dalam bentuk petisi berisi sejumlah tuntutan.

Dalam orasi yang disampaikan para dosen, aksi ini dipicu oleh hasil kunjungan Tim Evaluasi Kinerja Perguruan Tinggi (EKPT) dari Kemendikbudristek pekan lalu.

Mereka menilai adanya pengelolaan kampus yang bertentangan dengan regulasi, termasuk dugaan penyalahgunaan jabatan dan keuangan.

“Dari hasil Monev ditemukan indikasi penyalahgunaan jabatan dan wewenang yang menimbulkan keresahan di semua elemen kampus,” demikian salah satu poin dalam mosi tidak percaya.

Petisi juga mempersoalkan pengelolaan keuangan kampus, seperti dana bantuan RPL (Rekognisi Pembelajaran Lampau), dana beasiswa KIP, UKT, dana wisuda, hingga dana abadi yang dinilai tidak transparan dan akuntabel.

Yoesran Maaruf, dosen Fakultas Hukum, dalam orasinya menyampaikan kekhawatiran bahwa jika tidak ada pembenahan, Unsimar terancam mendapat sanksi dari hasil Monev EKPT.

“Jika hasil Monev menyatakan berat, maka bisa saja kampus ini tidak bisa menerima mahasiswa baru, tidak boleh menggelar wisuda, bahkan berujung pada penutupan,” ujarnya.

Rektor Unsimar, Suwardi Pantih menanggapi tudingan tersebut dengan menyatakan bahwa aksi yang terjadi sudah tidak murni dan ditunggangi oleh kepentingan tertentu.

Ia menyebut seluruh tudingan tidak berdasar dan belum ada hasil resmi dari tim EKPT.

“Sampai hari ini belum ada hasil dari kunjungan tim EKPT. Saya tidak tahu dari mana mereka menyimpulkan seperti itu,” ujar Rektor dalam jumpa pers di sebuah kafe di Poso, Rabu (18/6) malam.

Rektor juga mengaku telah melaporkan aksi tersebut ke Polres Poso.

“Ada dua laporan yang kami buat, yakni terkait pencemaran nama baik dan pengrusakan fasilitas kampus,” tambahnya.

Belum ada kepastian langkah apa yang akan diambil untuk menormalkan kembali aktivitas akademik di Unsimar. Namun pihak rektorat menyatakan tengah berupaya agar perkuliahan bisa kembali berjalan normal dalam waktu dekat.

Reporter : Ishaq Hakim
Editor : Yamin