BUNGA (bukan nama sebenarnya) terkulai lemas di ranjang ruang ICCU Rumah Sakit Kabelota Donggala. Di sampingnya, ibunya nampak sembab, kalut dengan kondisi ini. Bahkan ayahnya beberapa kali keluar masuk toilet, mencuci wajahnya yang selalu mengeluarkan air mata.
“Mak, mau diganti lagi sama suster botol air ini,” ujar Bunga sambil menunjuk ke botol infus.
Malang nian nasibnya, bocah umur 10 tahun ini. Dia harus menerima kenyataan pahit, di umur yang masih sangat belia. Kegadisannya direnggut pria biadab yang tak dikenalinya, di kelasnya, di SD Negeri di Banawa, Kabupaten Donggala, Selasa (26/9).
Setelah dirudapaksa Bunga mendapatkan pengancaman dari lelaki itu. Mengintimidasinya agar hal ini tidak boleh dia ceritakan kepada siapapun. Jika diceritakan maka akan dibunuh oleh si bangsat itu.
NH (27) ibu Bunga ditemui di ruangan ICCU Rumah Sakit Kabelota, Kabupaten Donggala dengan mata sembab dan terisak mengatakan, sebelumnya Bunga enggan menceritakan musibah yang sebenarnya dia alami di sekolah, meski beberapa kali dirinya berusaha membujuknya, namun Bunga selalu mengelak pertanyaan darinya.
Sebagai seorang ibu firasatnya kuat, gadis sulungnya ini mengalami kekerasan seksual. Meskipun Bunga berkali-kali berkilah bahwa pendarahan itu disebabkan oleh kayu tajam di sofa tua di dalam kelasnya, yang menusuk bagian kemaluannya.
Sebelumnya kepada ibu korban, dokter juga menyampaikan diagnosanya bahwa anak tersebut bukan tertusuk barang tajam, tetapi ada tindakan kekerasan yang dialaminya.
“Anak ibu coba ditanya baik-baik lagi, karena di bagian sensitifnya terdapat robekan,” ungkap NH meniru pernyataan dokter.
“Beberapa kali saya bujuk ini anak, tapi tidak mau juga dia bicara. Tapi malam harinya, malam Rabu (26/9), waktu saudara saya datang menjenguk bujuk dia dengan janji akan dikasi uang jajan dan berbicara empat mata, akhirnya dia mau mengakui kalau dia sudah diperkosa sama orang yang tidak dikenalnya pakai kaos hitam, jins hitam dan sepatu hitam, rambut poni belah samping, yang waktu itu sembunyi dari belakang sofa,” ungkap Ibu Bunga NH kepada media ini, Kamis (28/9).
Menurutnya, pengakuan Bunga kepada saudaranya, awalnya dia dibujuk dengan uang 2 ribu rupiah. Saat hendak mengambil uang tersebut, Bunga ditarik paksa ke belakang sofa dan membantingnya lalu melakukan rudapaksa.
” Anak saya bilang bajunya tidak dibuka, hanya celana dalamnya saja!” imbuhnya geram.
Akibat dari perbuatan kekerasan seksual itu, sampai saat ini Bunga mengalami pendarahan yang cukup serius. Pendarahan yang terus menerus membuat dia harus membutuhkan tiga kantong darah tambahan. Saat media ini berada di RS, satu kantong sudah didapati dan membutuhkan dua kantong darah lagi.
Sementara itu ayah Bunga BY (30) juga sangat terpukul atas musibah yang menimpa putrinya. BY terlihat beberapa kali mengusap air matanya, tak mampu melihat penderitaan anaknya yang harus mengalami pendarahan dan kehilangan keperawanan.
Sedihnya lagi, dia baru mengetahui anaknya masuk rumah sakit saat hari Rabu. Dan baru bisa menjaga anaknya di rumah sakit saat malam Kamis, sebab sejak kejadian (Selasa) dia berada di tengah laut.
“Saya ini cuma nelayan. Waktu kejadian saya ada melaut. Pantas di laut ada banyak firasat buruk saya alami, seperti mesin kapal tiba-tiba tidak mau hidup. Karena kapal ikan kami rusak jadi kami batal melaut,” akunya.
Ketika sampai di darat mendapat sinyal, ia ditelepon oleh istrinya menyuruh ke rumah sakit, karena bunga masuk rumah sakit. “Saya kira ditabrak, perasaanku langsung tidak enak. Pas di rumah sakit baru saya diceritakan yang sebenarnya,” ungkap ayah tiga anak ini sesekali menghela nafas.
Pasangan suami istri ini BY dan NH hanya berharap pihak kepolisian segera menangkap pelaku yang sudah merenggut keperawanan anaknya, dan dihukum sesuai dengan pelanggaran yang telah dilakukan.
Reporter: IRMA
Editor: NANANG