SIGI – Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), Mohsen Alaydrus, menegaskan bahwa perbedaan adalah ruang untuk saling belajar dan memperbaiki diri.
Hal ini disampaikan dalam kegiatan Sosialisasi Penguatan Kampung Moderasi Beragama yang digelar di Desa Uwemanje, Kabupaten Sigi, Jumat (27/12) lalu.
Dalam sambutannya, Mohsen mengungkapkan bahwa moderasi beragama penting untuk membangun rasa cinta, persaudaraan, dan menghindari kebencian.
Ia menambahkan, perbedaan yang ada di Indonesia seharusnya menjadi kekuatan, dan dengan memahami moderasi beragama, masyarakat dapat saling menghargai serta memperkuat kebersamaan.
“Dari perbedaan kita mampu belajar akan kekurangan yang kita miliki. Konsep ini sangat cocok di Indonesia yang memiliki kehidupan keagamaan beragam namun mampu membuat hal tersebut menjadi kekuatan,” ujar Mohsen.
Kegiatan ini, yang digagas oleh Kantor Kemenag Kabupaten Sigi, bertujuan untuk mempererat silaturahim antar umat beragama dan memperkuat semangat kerukunan serta toleransi di masyarakat.
Mohsen juga menekankan moderasi beragama sebagai fondasi utama untuk menjaga harmoni dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Moderasi beragama adalah jalan tengah yang menghindarkan kita dari sikap ekstremisme. Keharmonisan hanya dapat terwujud jika seluruh elemen masyarakat saling menghargai perbedaan dan memperkuat nilai-nilai toleransi,” lanjutnya.
Mohsen menambahkan bahwa untuk menciptakan masyarakat yang harmonis, nilai-nilai moderasi beragama harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, termasuk menumbuhkan rasa adil, komitmen kebangsaan, toleransi, anti kekerasan, serta melindungi martabat kemanusiaan.
Lebih lanjut, ia mengajak para tokoh agama untuk berperan aktif dalam membangun kehidupan umat yang lebih baik dan menjauhi hal-hal negatif.
“Semoga kegiatan ini membawa kebaikan untuk umat beragama di Sulawesi Tengah yang kita cintai,” tutup Mohsen.
Sementara itu, Kepala Kemenag Kabupaten Sigi, Lutfi, dalam laporannya mengungkapkan bahwa Kecamatan Kinovaro telah dicanangkan sebagai Kampung Moderasi Beragama melalui Surat Keputusan Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag RI.
“Kecamatan Kinovaro masuk dalam prototipe percontohan Kampung Moderasi Beragama secara Nasional,” ungkap Lutfi.
Sebagai bagian dari komitmen terhadap moderasi beragama, pemerintah daerah juga telah membangun Tugu Moderasi Beragama yang diresmikan beberapa bulan lalu.
Kegiatan ini melibatkan berbagai elemen masyarakat, termasuk tokoh agama, Camat, Kapolsek, Danramil, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Sigi, penyuluh keagamaan, serta Kepala Kantor Urusan Agama se-Kabupaten Sigi.
Editor : Yamin