Kadis Pariwisata Poso Bantah Sunat Anggaran Toilet, Ancam Buru Wartawan

oleh -
Jalan beton dan toilet yang berada di kawasan situs megalitikum pokekea Behoa Lore Tengah memakan anggaran 100 juta . (Foto: Irma/MAL)

PALU – Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Poso Yusak Mentara, membantah pemberitaan terkait tudingan pada dirinya yang telah menyunat anggaran pembangunan toilet di Situs Megalitikum Pokekea, sebagaimana diberitakan media alkhairaat, edisi Jumat 2 Juli 2024. Berita terkait.

Terkait tudingan itu, dia menerangkan jalan menuju situs megalitikum Pokekea sebelumnya kondisinya sangat memprihatinkan (berbecek, red) namun karena kepeduliannya terhadap situs megalitikum ini, sehingga dirinya mengupayakan untuk memperhatikan kondisi jalan itu dengan mengusahakan anggaran perbaikan jalan tersebut.

“Kamu pikir ada orang Balai yang sudah ada memperbaiki dan membangun di sana. Coba tanya yang mana mereka bangun, yang mereka buat!” katanya dengan nada marah saat dikonfirmasi oleh media alkhairaat online, Jumat (5/7).

Ia mengatakan, sebenarnya dirinya ingin memperbaiki jalan tersebut sampai dalam kawasan situs, namun tidak diizinkan oleh pihak Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK).

“Kamu tau sebenarnya saya ingin kasi naik jalan itu sampai dalam kawasan. Ada 20 meter itu belum tertangani karena kenapa, pihak balai tidak mengizinkan pekerjaan tersebut sampai dalam kawasan situs. Kamu pikir ada orang Balai yang buat jalan! Buat toilet itu semua anggaran dari kami semua Dinas Pariwisata Kabupaten Poso, perlu diketahui itu!” ujarnya geram dengan volume tinggi.

Sementara itu, saat mengkonfirmasi tudingan kepada Yusak, wartawan MAL mendapat perlakuan tidak mengenakan. Wartawan MAL berkali-kali dimaki dan diancam oleh Yusak.

Bermula saat wartawan meminta klarifikasi pemberitaan tersebut lewat WhatsApp pribadinya, Yusak Mentara menanyakan, apakah wartawan pernah mengklarifikasi kebenaran terkait berita tersebut. Lalu, wartawan itu menyebutkan pernah mewawancarai terkait hal tersebut.

“Kamu pernah konfirmasi terkait kebenaran berita itu?” tanya Yusak. Wartawan ini menjawab “Iya Pak, saya pernah mewawancarai dan masih menyimpan rekaman wawancaranya.”

Tidak puas dengan jawaban tersebut Kadis Pariwisata Kabupaten Poso ini menelpon wartawan, lalu bicara dengan nada tinggi.

“Kamu datang ke sana, (Pokekea, red) apa memang mau bikin berita negatif tentang saya. Apa maksud kamu buat berita itu!” hardik Yusak Mentara lewat telepon.

Yusak Mentara mengatakan, kenapa tidak berusaha mengklarifikasi kebenaran berita itu. Wartawan MAL mengakui sudah berusaha mengklarifikasi berita itu melalui kontributor yang ada di Kabupaten Poso namun tidak mendapatkan respon dari narasumber.

Kadis Pariwisata mengatakan, wartawan itu diundang ke Poso untuk membuat berita yang bagus-bagus, bukan malah membuat berita tidak benar, dan memfitnah dirinya.

Dia pun mempertanyakan, apakah ada orang di belakang dan menyuruh wartawan ini untuk menjatuhkan atau menjelek-jelekannya. “Kasi tau! Siapa orang di belakangmu!” tegasnya.

Tak puas memaki, Kadis mengancam dan mengaku banyak memiliki teman di Palu yang bisa mencari keberadaan wartawan, sehingga membuat wartawan tersebut tertekan.

Yusak mengatakan akan mencari wartawan tersebut sampai di Palu. “Banyak orang-orangku di Palu, saya bisa suruh cari kamu. Biar kamu mau sembunyi di mana, mudah didapat kamu harus tau itu. Saya juga banyak kenal petinggi di Alkhairaat!” katanya.

Menurut Yusak dia seorang tokoh masyarakat dan tokoh adat yang disegani di Behoa, kenapa di permalukan. Dan kembali bertanya siapa orang Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK), sumber anonim, yang bicara dengan wartawan itu seenaknya, yang tidak benar.

Kasi tau saya siapa nama orang BPK itu yang bicara sembarangan. Akhirnya orang kira saya sudah  dicari-cari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) karena ditulis BPK padahal BPK itu Balai Pelestarian Kebudayaan,” ujarnya dengan nada marah.

Yusak mendesak wartawan ini untuk menyebut nama pegawai BPK itu. Karena tidak ada pemberitahuan, Yusak Mentara berjanji akan mencari tahu sendiri nama pegawai tersebut.

Selain itu Kadis Pariwisata mendesak untuk membuat permohonan maaf dan juga membuat klarifikasi pemberitaan yang dinilai menjatuhkan harga dirinya.

Belum puas memarahi wartawan, Kadis masih terus berulang-ulang kali mengancam wartawan, untuk tidak mengulangi perbuatannya itu.

“Masih ada niat baik kamu, mau minta maaf. Saya tunggu permohonan maaf kamu dan juga buat berita klarifikasi itu! Kalau kamu tidak buat awas kamu saya suruh teman-temanku cari kamu!” ancamnya. (MAL)