Kadis Dikbud Palu Buka Program Pendidikan Kesetaraan “Kelas Poboya”

oleh -
Land Management & External Relation, PT CPM Anas Husaini menyerahkan cindera mata kepada Kadis Pendidikan Dan Kebudayaan Kota Palu Hardi saat pembukaan pendidikan kesetaraan di Pondok Pesantren Bahrun Najaah Palu Jalan Pue Salangga ,Kelurahan Poboya,Kecamatan Mantikulore,Kota Palu,Sabtu (21/10). Foto : IKRAM

PALU – Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Palu, Hardi, secara resmi membuka Program Pendidikan Kesetaraan Paket A, B, dan C, yang dikenal sebagai “Kelas Poboya.” Acara ini berlangsung di Pondok Pesantren Bahrun Najaah, Jalan Pue Salangga, Kelurahan Poboya, Kecamatan Mantikulore, Kota Palu, pada Sabtu (21/10).

Program pendidikan kesetaraan ini merupakan inisiatif dari Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPPM) PT Citra Palu Mineral (CPM).

Dalam sambutannya, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Palu, Hardi, mengungkapkan apresiasinya terhadap pengelola pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM) Kanamapan dan seluruh jajarannya, serta PT CPM, atas terselenggaranya program pendidikan kesetaraan Paket A, B, dan C ini.

“Saya sangat mengapresiasi upaya ini, yang dapat membantu mengatasi permasalahan putus sekolah di kalangan masyarakat,” katanya.

Menurutnya, banyak masyarakat yang belum memiliki akses ke pendidikan formal, dan kehadiran PKBM sebagai lembaga pendidikan informal menjadi solusi penting.

Namun, Hardi juga menekankan pentingnya menjaga kualitas pembelajaran, karena ujian program ini menggunakan Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK). Selain itu, guru-guru yang terlibat perlu ditingkatkan kapasitasnya dalam mengajar pendidikan kesetaraan.

“Saya berharap kerjasama dan komunikasi yang baik dapat dibangun, dan kendala-kendala, terutama yang dihadapi PKBM, dapat diatasi bersama,” pungkasnya.

Anas Husaini, Manager Land Management & External Relation di PT CPM, menyatakan bahwa perusahaan ingin berkontribusi dalam meningkatkan kualitas pendidikan, karena pendidikan merupakan salah satu pilar utama dalam PPPM.

“Kami berharap dapat bekerja sama untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Kota Palu,” katanya.

Kegiatan pendidikan kesetaraan ini telah berjalan selama tiga tahun, dan masih banyak masyarakat yang belum menyelesaikan pendidikan formal. Program ini dirancang untuk mengejar dan meningkatkan akses pendidikan bagi mereka yang putus sekolah.

Salah satu peserta, Riswan, yang berasal dari Kelurahan Kawatuna, merasa bersyukur atas adanya program kesetaraan ini. Ia putus sekolah saat berada di kelas 2 SMA karena masalah kenakalan remaja dan kendala biaya.

“Program pendidikan kesetaraan ini memungkinkan saya untuk mengikuti Paket C,” katanya.

Pendapat serupa juga diungkapkan oleh Rizki Putra Pratama, yang juga putus sekolah di kelas 2 SMA. Pekerja baja ringan ini bersyukur karena dapat mengikuti Paket C. (IKRAM)