Kadinsos Terharu Kewarganegaraan Guru Tua Diakui, Gelar Pahlawan Nasional Diupayakan Tahun Ini

oleh -
Kadis Sosial Kota Palu Susik, saat diwawancara di sela seremoni penyerahan pengesahan status kewarganegaraan Guru Tua, di aula Kanwil Kemenkum-HAM Sulteng, Senin (29/07). (FOTO: media.alkhairaat.id/Rifay)

PALU – Kepala Dinas Sosial (Kadinsos) Kota Palu, Susik, mengaku terharu mendapatkan informasi mengenai penetapan kewarganegaraan Indonesia untuk Pendiri Alkhairaat, Habib Sayyid Idrus bin Salim Aljufri atau Guru Tua.

“Saya sempat mengeluarkan air mata mendapatkan informasi itu,” kata Susik, di sela seremoni penyerahan pengesahan status kewarganegaraan Guru Tua, di aula Kanwil Kemenkum-HAM Sulawesi Tengah (Sulteng), Senin (29/07).

Pengesahan kewarganegaraan itu, merupakan satu-satunya dokumen terakhir yang disyaratkan pemerintah pusat, sebelum menetapkan Guru Tua sebagai Pahlawan Nasional.

Susik selaku Ketua Kelompok Kerja (Pokja) Pengusul Pahlawan Nasional Guru Tua, merasakan betul bagaimana perjuangan untuk mendapatkan pengesahan status kewarganegaraan tersebut dari pemerintah.

“Perjuangan kami cukup luar biasa dan Alhamduillah disambut oleh Kepala Kemenkum-HAM yang begitu cepat mengurus sehingga persyaratan-persyaratan yang kami ajukan ke Kemensos ini bisa terjawab,” katanya.

Menurutnya, pengusulan pahlawan nasional itu telah dilakukan sejak Tahun 2008, kemudian berproses dan ada rekomendasi di tahun 2012, tahun 2018, dan tahun 2023.

“Tahapannya cukup panjang dan Alhamdulillah dengan adanya hari ini yang saya anggap begitu bersejarah,” katanya.

Hari ini, kata dia, ia telah menganggap Guru Tua sudah menjadi pahlawan nasional. Tinggal legalitasnya saja dari Kementerian Sosial, menyusul ke Presiden RI yang akan menentukan.

Kata Susik, pengesahan kewarganegaraan adalah satu-satunya dokumen yang ditunggu untuk pengusulan pahlawan nasional. Hal itu sesuai rekomendasi yang diperoleh dari Menteri Sosial di Bulan Januari lalu.

“Setelah ini, Insyaallah mungkin besok atau lusa saya langsung berangkat ke Jakarta ke Kemensos. Akan saya sampaikan langsung ke Direktur Dayasos (Pemberdayaan Sosial) Kemensos untuk dilakukan sedang gelar pusat. Setelah dilakukan sidang gelar pusat, maka kita akan mendapatkan informasi apakah guru tua bisa ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional,” ujarnya.

Targetnya, kata dia, gelar Pahlawan Nasional Guru Tua itu sudah ditetapkan di Tahun 2024, karena ini adalah pengusulan terakhir. Di 30 Maret 2024 lalu, pihaknya sudah mengajukan kembali beberapa dokumen tambahan.

“Dan ini dokumen terakhir yang saya sangat tunggu. Insyaallah akan saya cepat sampaikan ke kemensos,” katanya.

Ia berharap dukungan seluruh pihak, mulai dari masyarakat, pimpinan daerah, wali kota, bupati, gubernur, dan forkopimda, untuk bersama-sama memperjuangkan Guru Tua agar bisa ditetapkan sebagai pahlawan nasional Tahun 2024 ini.

“Bulan Agustus akan dilakukan sidang gelar oleh pusat. Mudah-mudahan Guru Tua masuk kategori pahlawan nasional di bidang pendidikan,” imbuhnya.

Hal senada dikatakan Sekretaris Kota (Sekkot) Palu, Irmayanti Pettalolo. Menurut Sekkot, pengusulan pahlawan nasional itu adalah yang ketiga kalinya.

“Alhamdulillah dengan bantuan dari Kanwil Kementerian Hukum dan HAM, apa yang kita nanti-nantikan sudah keluar dan berkas ini segera kami bawa ke kementerian untuk melengkapi yang kemarin masih kurang, terkait dengan kewarganegaraan,” jelasnya.

Ia juga meminta dukungan semua pihak, baik provinsi, Kementerian Hukum dan HAM, dan seluruh tokoh masyarakat untuk bisa berjuang bersama agar penetapan Guru Tua sebagai pahlawan nasional secepatnya bisa dikeluarkan.

“Kita berharap di tahun 2024 ini menjadi hadiah istimewa kita. Mudah-mudahan dengan dukungan dan doa kita semua kita bisa mengurusnya dengan lebih baik dan lancar,” harapnya.

Di tempat yang sama, Sekjen PB Alkhairaat, Jamaluddin Mariadjang, mengatakan, untuk kebutuhan pengusulan tersebut, Alkhairaat sendiri sudah mendapat rekomendasi dari empat gubernur, yaitu Gubernur Gorontalo, Maluku Utara, Sulawesi Tengah, dan Kalimantan Utara.

“Kita berharap agar apa yang menjadi harapan masyarakat dan harapan keluarga dan tentu negara punya kepentingan, punya kebutuhan untuk menghadirkan para pahlawan sebagai garis kesinambungan nilai dari masa lalu hingga saat ini,” katanya.

Menurutnya, hal itu penting karena Guru Tua sudah memperlihatkan itu pada karya-karya besarnya di bidang pendidikan.

“Saya kira harapan kita agar ini menjadi sebuah isyarat bahwa negara memberikan dorongan bagi berkembangnya apa yang diwariskan oleh beliau melalui pendidikan,” katanya.

Pengesahan kewarganegaraan Guru Tua diserahkan oleh Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkum-HAM) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), Hermansyah Siregar, kepada Sekretaris Kota (Sekkot) Palu, Irmayanti Pettalolo.

Seremoni dihadiri Ketua PB Alkhairaat, Hamdan Rampadio, Asisten I Pemprov Sulteng Dr Fahrudin Yambas, dan sejumlah pejabat di lingkup Pemkot Palu dan Kemenkum-HAM Sulteng. (RIFAY)