PARIMO – Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), Faradiba Zaenong, menyatakan dukungan penuh terhadap program strategis Pemerintah Daerah dalam penyediaan lahan seluas 100 ribu hektare untuk budidaya durian produktif.
Program ini ditujukan untuk memperkuat ekspor durian beku Indonesia ke pasar Tiongkok.
“Bila target ini tercapai, akan terjadi perputaran uang antara Rp21 triliun hingga Rp50 triliun per tahun ke tangan petani durian,” ujar Faradiba saat audiensi bersama Bupati Parigi Moutong, Erwin Burase, Jumat (18/7).
Program penyediaan lahan ini diproyeksikan mampu menciptakan hingga 100 ribu lapangan kerja baru, serta mendorong pembangunan sedikitnya 1.000 unit peking house atau fasilitas pengepakan durian berstandar ekspor di kawasan sentra produksi.
Menurut Faradiba, program ini merupakan bentuk nyata pembangunan ekonomi berbasis komoditas unggulan daerah. KADIN Parigi Moutong siap berkolaborasi aktif dengan pemerintah daerah dan mitra terkait agar pelaksanaan berjalan bertahap dan tepat sasaran.
Tahap awal pengembangan akan dimulai dengan penyediaan 3.000 hektare lahan, yang kemudian ditingkatkan sesuai kesiapan wilayah dan infrastruktur.
Dalam pelaksanaannya, KADIN bekerja sama dengan Pemerintah Daerah dan Asosiasi Perkebunan Durian Indonesia (APDURIN) Parimo, terutama dalam pendataan lahan, penyediaan bibit unggul, hingga pelatihan petani mengenai standar budidaya dan ekspor.
Bupati Parigi Moutong, Erwin Burase, menyambut baik dukungan tersebut. Ia menyatakan bahwa pembentukan desa-desa durian akan segera dilakukan sebagai langkah awal. Pemerintah daerah juga telah berkoordinasi dengan Gubernur Sulteng, yang menyatakan komitmen mendukung pengadaan bibit durian melalui anggaran provinsi.
“Durian Parigi Moutong sudah diakui secara nasional. Bahkan Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), mengenali reputasi durian Parigi saat kami bertemu di Palu,” ungkap Bupati Erwin.
Dengan sinergi antara pemerintah, dunia usaha, dan asosiasi petani, program ini diharapkan dapat mempercepat realisasi ekspor durian, yang saat ini baru mampu memenuhi sekitar 2 persen dari kebutuhan pasar Tiongkok, sekaligus menjadi pendorong transformasi ekonomi berbasis pertanian di Parimo.