SIGI – Maraknya penyalahgunaan narkoba di Kabupaten Sigi, khususnya di kalangan pemuda, dipandang sebagai hal yang serius dan butuh penanganan secepatnya. Peredaran narkoba, khususnya jenis sabu-sabu, dinilai sebagai imbas dari maraknya peredaran barang haram tersebut di Ibu Kota Provinsi Sulteng, yakni Kota Palu, yang notabene berbatasan langsung dengan Kabupaten Sigi.
Salah satu bentuk penanganan yang dimaksud adalah perlunya didirikan lembaga Badan Narkotika Nasional (BNN) di daerah itu. Saat ini, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sigi telah menyiapkan lahan untuk pembangunan lembaga vertikal itu, tepatnya di Desa Maku, Kecamatan Dolo.
“Kita sudah siapkan lahan bila BNN ingin membentuk lembaganya di Sigi,” kata Wakil Bupati Sigi, Paulina, Jumat (09/06).
Keinginan pemerintah tersebut, lanjutnya, juga didasari keinginan masyarakat yang resah melihat derasnya pengaruh narkoba di wilayah Sigi.
“Kabupaten Sigi dan Kota Palu hanya dibatasi jalan, sehingga barang-barang haram tersebut sangat mudah masuk dan beredar di Sigi. Walaupun kami dan Granat serta lembaga masyarakat lainnya gencar melakukan sosialisasi, namun masih saja ditemukan pengguna narkoba di kalangan masyarakat. Tidak hanya kalangan dewasa, tetapi juga dari siswa. Kita sangat mengharapkan pengawasan dari orang tua,” tambahnya.
Sementara warga Desa Mpanau, Kecamatan Sigi Biromaru, Amir juga mengaku sangat prihatin dengan peredaran narkoba.
“BNN sebagai lembaga yang mengawasi dan mengontrol serta menindak pengguna narkoba, dapat memikirkan untuk membangun pos-pos di wilayah perbatasan, antara Kabupaten Sigi dan Kota Palu. Melihat sangat dekatnya kedua daerah ini,” kata Amir. (HADY)