“Barangsiapa yang memiliki kelapangan harta sedangkan dia tidak berkurban, janganlah dekat-dekat tempat salat kami”. (HR. Ahmad, Ibnu Majah, dan Hakim).
Berkurban bukan sekadar ritual rutin menyembelih hewan, lalu membagi-bagikan kepada mereka yang berhak. Ada makna mendalam yang bisa diambil pelajaran dari ibadah nan agung ini.
Inti dari keutamaan berkurban di Hari Raya Idul Adha seperti ini yaitu meningkatkan ketakwaan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala (SWT).
Keutamaan berkurban Idul Adha ini seperti yang tercantum dalam Quran Surah al-Maidah ayat 27, bahwa “Sesungguhnya Allah hanya menerima (amal) dari orang-orang yang bertakwa”
Melalui ayat tersebut dapat dipahami bahwa keutamaan berkurban Idul Adha merupakan salah satu ibadah yang diterima Allah dari orang-orang yang bertakwa kepadanya.
Keutamaan berkurban Idul Adha juga membuktikan bahwa orang yang berniat untuk menggunakan sebagian hartanya untuk berkurban, termasuk sudah melakukan hal baik yaitu berbagi kepada sesama.
Bahkan Allah telah memerintahkan malaikat untuk memberikan kabar gembira pada setiap umat muslim untuk berkurban dan mendapatkan kebaikan darinya.
Selain sebagai upaya untuk meningkatkan taqwa kepada Allah, salah satu keutamaan berkurban Idul Adha yang penting untuk diketahui dapat menambah amal kebaikan untuk bekal di kehidupan akhirat.
Dalam keutamaan berkurban Idul Adha ini, Allah akan memberikan pahala yang berlipat-lipat bagi setiap umat muslim yang menggunakan sebagian hartanya untuk berkurban.
Pada hadits riwayat Ahmad dan Ibnu Majah, dikatakan pada setiap lembar bulunya itu kita memperoleh satu kebaikan.
Bukan hanya itu hewan-hewan yang telah disembelih saat kurban menjadi saksi di hari perhitungan amal bagi setiap hamba Allah yang melaksanakannya.
Berkurban juga menjadi bagian dari upaya syiar agama yang dapat dilakukan oleh setiap umat muslim.
Dalam keutamaan berkurban Idul Adha ini, umat muslim yang melaksanakanya sudah turut serta menyebarkan pesan atau syiar agama, yaitu tentang kewajiban berkurban yang diperintahkan Allah kepada Nabi Ibrahim dan anaknya Nabi Ismail.
Berkurban atau keutamaan berkurban Idul Adha membuat umat muslim juga telah menyisikan sebagian rezeki yang diberikan Allah untuk memenuhi kewajibannya sebagai umat untuk saling berbagi kepada sesama.
Hal keutamaan berkurban Idul Adha tersebut seperti yang tercantum dalam Qur’an surah al-Hajj ayat 34: “Bagi setiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban) agar mereka menyebut nama Allah atas binatang ternak yang dianugerahkan-Nya kepada mereka. Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa. Berserahdirilah kepada-Nya. Sampaikanlah (Nabi Muhammad) kabar gembira kepada orang-orang yang rendah hati lagi taat (kepada Allah)”.
Keutamaan berkurban lainnya adalah sebagai aksi sosial dan kemanusiaan. Di sini, keutamaan berkurban Idul Adha yang dilakukan umat muslim setiap tahunnya menjadi bukti bahwa agama Islam telah mengatur bagaimana menyeimbangkan perekonomian dan aspek kemanusiaan sosial.
Bukan hanya itu, keutamaan berkurban Idul Adha dapat menghubungkan rasa kasih sayang dan kepedulian antara fakir miskin dengan golongan orang yang mampu.
Kurban menjadi salah satu cara agar setiap umat dapat merasakan kenikmatan rezeki dan berkah yang senantiasa diberikan Allah kepada setiap hamba-Nya.
Umat muslim pun dapat memetik keutamaan lain dari berkurban di Idul Adha, yaitu sebagai tanda mengungkapkan rasa syukur kepada Allah SWT. Dalam hal ini, Allah pun telah memerintahkan setiap umat untuk berkurban meskipun sedang dalam tekanan dan serangan oleh kaum kafir.
Bila begitu, keutamaan berkurban Idul Adha, secara tidak langsung seluruh masyarakat masih dapat merasakan nikmat dan berkah kebaikan dari Allah, meskipun sedang dalam keadaan sulit.
Dalam sebuah hadits dari Abdullah bin Qurth, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda tentang keutamaan berkurban Idul Adha.
“Hari yang paling agung di sisi Allah adalah hari kurban (Idul Adha) kemudian hari al-qarr. (HR. Abu Daud 1765 dan Ibnu Khuzaimah 2866).
Adapun yang dimaksud keutamaan berkurban Idul Adha dengan hari al-qarr adalah tanggal 11 Dzulhijjah.
Berdasarkan keterangan Ibnu Khuzaimah, bahwa Abu Bakar mengatakan: “Hari al-qarr adalah hari kedua setelah hari kurban”
Hari tasyrik sering juga disebut hari baik untuk makan dan minum. Keutamaan berkurban Idul Adha di hari tasyrik tertuang dalam hadits Rasulullah “Hari tasyrik adalah hari makan, minum, dan banyak mengingat Allah” (HR. Muslim, Ahmad, Abu Daud, Nasa’i)
Pada hari ini, umat Islam diharamkan untuk berpuasa. Hari tasyrik dijadikan hari yang baik untuk makan dan minum agar setiap orang dapat saling membantu.
Hal ini terwujud dalam saling membagikan daging kurban dan menyantapnya bersama keluarga dan kerabat.
Setiap muslim dianjurkan untuk memperbanyak doa memohon kebaikan di dunia dan akhirat kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala
Doa ini pula yang dibaca Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam ketika datang hari tasyrik.
Dalam hadits keutamaan berkurban Idul Adha yang diriwayatkan dari Anas bin Malik, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
“Bahwasanya doa yang paling banyak dibaca Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam adalah rabbanā ātinā fid-dun-yā ḥasanataw wa fil-ākhirati ḥasanataw wa qinā ‘ażāban-nār. (HR. Bukhari dan Muslim). Wallahu a’lam
Rifay (Redaktur Media Alkhairaat)