SEMARANG – Kepala Bagian (Kabag) Organisasi, Setda Kota Palu, Ahmad Rijal Arma menjadi dosen tamu (guest lecture) di Program Studi (Prodi) Sarjana Terapan Perencanaan Tata Ruang dan Pertanahan, Sekolah Vokasi, Universitas Diponegoro, Semarang, Rabu (30/10)).
Tema perkuliahan ini mengangkat topik “Peranan Analisis Ekonomi dalam Penataan Ruang”.
Dr Rijal menguraikan banyak hal terkait konsepsi analisis ekonomi dalam perspektif penataan ruang.
“Kita tahu bersama bahwa permasalahan fundamental ekonomi yakni adanya keterbatasan (scarcity), pilihan (choices), dan pengambilan keputusan (decicion making), sehingga perlu mengelola sumber daya atau faktor-faktor ekonomi seperti tanah, modal, tenaga kerja, dan jiwa kewirausahaan secara bijak,” kata Rizal.
Olehnya, kata dia, pemanfaatan tanah harus dikelola secara arif dengan melakukan penataan ruang yang meliputi sistem perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang serta pengendalian pemanfaatan ruang.
“Ending dari penataan ruang agar ruang wilayah kita, aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan,” jelasnya.
Lebih lanjut Rizal mengatakan, hal ini bisa dilihat dengan terbangunnya keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan, terwujudnya keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber daya buatan dengan tetap memperhatikan sumber daya manusia, serta terwujudnya pelindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang.
Alumni Doktor Ilmu Ekonomi Universitas Hasanuddin (Unhas) ini juga menjelaskan mengenai analisis ekonomi dalam penataan ruang seperti pertumbuhan ekonomi, tingkat pengangguran, kemiskinan, inflasi, indeks pembangunan manusia, serta ketimpangan wilayah (Indeks Williamson dan indeks Entropi Theil) dan ketimpangan pendapatan antar penduduk (Rasio Gini) serta analisis potensi perekonomian wilayah meliputi analisis Location Quotient (LQ), analisis shift share, dan analisis tipologi Klassen.
Ia berharap, penataan ruang yang ideal ketika mampu mendorong perbaikan dalam indikator makro pembangunan daerah.
“Olehnya, keterpaduan dan integrasi perencanaan yang bersifat spatial dan aspatial harus dilakukan sebaik mungkin,” katanya.
Di penghujung perkuliahan, ia mengungkapkan bahwa permasalahan kota, lebih spesifik lagi permasalahan penataan ruang, tidak bisa terselesaikan hanya dengan menggunakan pendekatan satu disiplin ilmu saja, tapi dibutuhkan kolaborasi beragam disiplin ilmu.
“Saya berpikir, perkuliahan di Program Studi Sarjana Terapan Perencanaan Tata Ruang dan Pertanahan hari ini dengan dosen tamu berlatar belakang ilmu ekonomi, menjadi penguat dan pengakuan kolaborasi multi disiplin ilmu,” tutupnyanya, menyudahi perkuliahan.
Reporter : */Hamid
Editor : Rifay