Jumlah Penduduk Miskin di Kota Palu Naik hingga 26,89 Ribu di Tahun 2020

oleh -
GA. Nasser

PALU – Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Palu telah merilis jumlah penduduk miskin di Kota Palu tahun 2020.

Sesuai data yang ada, jika dibandingkan tahun 2019, jumlah penduduk miskin mengalami kenaikan menjadi 26 ribu lebih.

“Jumlah penduduk miskin ini didata pada bulan Maret 2020 dan dirilis pada akhir Desember 2020.Angka kemiskinan ini bisa berubah karena bisa jadi saat pandemik jumlah penduduk miskin di kota Palu bertambah,” ujar Kepala BPS Kota Palu, GA. Naser kepada Media Alkhairaat Online, di ruang kerjanya, Senin (25/01).

Menurut Naser, jumlah penduduk miskin di Kota Palu secara absolut memang naik, namun secara persentase menjelaskan terjadi penurun dari 6,83 persen menjadi 6,80 persen atau dapat dikatakan penurunan yang tidak signifikan.

BACA JUGA :  Ahmad Ali Berharap PKB Tetap Solid Dampingi Perjuangan Pasangan BERAMAL di Pilkada Sulteng

Ia mengatakan, kemiskinan adalah ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar (makanan dan bukan makanan) yang diukur dari sisi pengeluaran.

Sementara penduduk miskin, kata dia, adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan.

Garis Kemiskinan (GK) sendiri, lanjut dia, terdiri dari dua, komponen yaitu garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Non Makanan (GKNM).

Menurutnya, penghitungan garis kemiskinan dilakukan secara terpisah untuk daerah perkotaan dan perdesaan.

BACA JUGA :  Pemkot Palu akan Hitung Laju Pertumbuhan Ekonomi Berbasis Kecamatan

Lebih lanjut ia menjelaskan, GKM merupakan nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan yang disetarakan dengan 2.100 kilo kalori per kapita per hari. Patokan ini mengacu pada hasil Widyakarya Pangan dan Gizi 1978.

Paket komoditi kebutuhan dasar makanan diwakili oleh 52 jenis komoditi (padi-padian, umbi-umbian, ikan, daging, telur dan susu, sayuran, kacang-kacangan, buah-buahan, minyak dan lemak, dan lainnya).

Ke 52 jenis komoditi ini merupakan komoditi-komoditi yang paling banyak dikonsumsi oleh penduduk miskin. Jumlah pengeluaran untuk 52 komoditi ini sekitar 70 persen dari total pengeluaran penduduk miskin.

Terpisah, Rahmat Salah, seorang mahasiswa Untad Palu, mengatakan, naiknya jumlah penduduk miskin di Kota Palu membuktikan program Pemerintah Kota Palu tidak tepat sasaran.

BACA JUGA :  Apel Hari Santri Tingkat Sulteng di Alkhairaat Dihadiri Ribuan Santri

“Kenapa bertambah banyak jumlah penduduk miskin. Salah satu penyebabnya ada seribu orang pekerja kebersihan yang tergabung dalam padat karya tidak lagi dipekerjakan oleh Pemerintah Kota Palu, sehingga yang dulunya kaum duafa itu sejahtera, dengan ditiadakannya padat karya beban hidup masyarakat bertambah,” katanya.

Reporter : Irma
Editor : Rifay