JPMBN Kolaborasi MAN 1 Palu Dialog Moderasi Beragama

oleh -
Suasana dialog moderasi beragama, di Aula MAN 1 Palu, Jumat (08/03) (FOTO : Istimewa)

PALU – Jaringan Penggerak Moderasi Beragama Nusantara (JPMBN) berkolaborasi dengan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Palu menyelenggarakan dialog moderasi beragama sebagai upaya menanamkan nilai-nilai moderasi beragama di kalangan pelajar.

Kegiatan tersebut diikuti ratusan pelajar bertempat di Aula MAN 1 Palu, Jalan Jamur, Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Sulawesi Tengah, Jumat (8/3).

Koordinator JPMBN Sulteng, Muh Sidiq Djatola menyebut gerakan intoleransi maupun radikalisme menjadi ancaman dapat merusak sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara.

Menurutnya, untuk menangkal semua itu, moderasi beragama mesti terus digaungkan dalam setiap masa dan generasi.

“Kegiatan ini kami lakukan untuk membuka wawasan pentingnya menanamkan sikap menghargai perbedaan. Esensi agama sepenuhnya hadir untuk memanusiakan manusia. Pemahaman dan pengalaman yang berlebihan hingga menjadi ekstrem justru menjauhkan nilai-nilai kemanusiaan itu sendiri,” kata Sidiq juga selaku Ketua KNPI Palu.

Dialog bertema “Implementasi dan Penguatan Moderasi Beragama dalam Dinamika Kebangsaan” itu menghadirkan sejumlah narasumber.

Mereka di antaranya Kepala Kantor Kemenag Palu Nasruddin L Midu, Sekjen PB Alkhairaat Jamaluddin Mariadjang, akademisi Untad Muh Nur Sangadji, dan Ketua KNPI Sulteng Rahmat Gunawan.

Dalam pemaparannya, Sekjen PB Alkhairaat Jamaluddin Mariadjang mengatakan, bahwa menghargai perbedaan agama dan keyakinan orang lain merupakan aspek penting dalam moderasi beragama.

Hal ini dapat dilakukan dengan tidak merendahkan atau mengolok-olok keyakinan orang lain, serta tidak mengekspresikan keyakinan yang dianut secara berlebihan yang dapat memicu konflik.

“Perbedaan memberi makna yang besar bagi kehidupan kita. Perbedaan merupakan sebuah keniscayaan yang memberikan manfaat bagi kehidupan masyarakat,” ucap Jamaluddin.

Sementara, Ketua KNPI Sulteng Rahmat Gunawan Winter menilai pentingnya konsep moderasi beragama ditanamkan sejak dini untuk bersikap moderat.

Ia menuturkan, moderasi beragama lebih menekankan kepada cara pandang kehidupan keagamaan dalam masyarakat yang majemuk.

“Pelajar merupakan generasi penerus bangsa. Didikan (moderasi beragama) ini perlu disampaikan untuk bagaimana menyatukan dan menjaga keutuhan NKRI. “Jangan sampai anak-anak usia dini tidak tahu sikap beragama yang benar, hanya merasa dirinya paling benar dibanding lainnya. Namun harus diketahui bahwa Indonesia iterdiri dari berbagai suku, ras dan agama. Perbedaan-perbedaan ini mesti dihargai,” ucap Rahmat.

Reporter : Ikram
Editor : Yamin