ARAB SAUDI – Hingga memasuki pekan ketiga, sudah 30 jemaah haji Indonesia wafat di Tanah Suci, baik di Makkah maupun Madinah. Dari total jumlah tersebut, yang meninggal di Mekah sudah 11 orang.
Mayoritas jemaah meninggal karena terkena serangan jantung dan gangguan pernapasan.
Berdasarkan data yang dirilis Sistem Komputerisasi dan Informasi Haji Terpadu (Siskohat) Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Indonesia Daerah Kerja Mekah, Kamis dua hari lalu, jumlah terakhir jemaah yang wafat sebanyak tiga orang.
Sementara itu, menurut data Klinik Kesehatan Haji Indoensia (KKHI) Mekah, jumlah jemaah haji yang menjalani rawat inap di KKHI Makkah juga bertambah terus. Total jemaah yang menjalani rawat inap sudah 146 orang. 14 orang menjalani perawatan di ruang ICU dan intermediate, rawat inap pria 33 orang, rawat inap wanita 36 orang, rawat inap psikiatri 36 orang, IGD 17 orang dan yang dirujuk ke Rumah Sakit Arab Saudi sebanyak 36 orang.
Terkait jemaah haji asal Sulteng, khususnya yang tergabung dalam Kelompok Terbang (Kloter) 07 BPN, dalam keadan baik. Namun ada beberapa yang diserang flu dan batuk.
“Alhamdulilah semua sehat, walau ada yang sakit tapi tidak ada sampai dirawat di rumah sakit karena hanya flu dan batuk,” ujar Ketua Kloter 07 BPN, Akbar Sidik saat dihubungi dari Palu, Jumat (18/08).
Memang, kata dia, jemaah Kloter 07 dengan jumlah 449 orang didominasi lansia dan memiliki risiko tinggi. Bahkan 52 orang diantaranya telah menggunakan kursi roda. Namun Tenaga Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) proaktif menjaga kesehatan Jema’ah.
“Penyuluhan, bimbingan dan motivasi selalu disampaikan agar mereka kuat berhaji,” terangnya.
Akbar mengabarkan, saat itu rombongan Kloter 07 BPN asal Sulteng sedang dalam perjalanan menuju Mekah, setelah sebelumnya mengambil migat di Bir Ali dan berniat umroh karena haji tamattu.
Kloter 07 BPN asal Sulteng berjumlah 449 terdiri dari 170 laki-laki dan 279 perempuan. Mereka merupakan gabungan daerah Kabupaten Banggai, Parimo, Touna, Bangkep dan Morowali Utara. (YAMIN/VIVA)